JAVAFX – Harga minyak merosot pada perdagangan di bursa komoditi hari Jumat (06/03). Tren negatif minyak tersebut dipicu oleh kekhawatiran yang meningkat terhadap permintaan akibat merebaknya wabah virus covid-19 secara global dan juga kekhawatiran produsen minyak mentah non-OPEC belum juga mencapai kata sepakat untuk memangkas produksi lanjutan guna mendukung harga.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) sebagai patokan untuk harga minyak mentah AS, melemah 0,42 poin atau sebesar 0,92% di 45,48 per barel. Minyak mentah berjangka Brent sebagai patokan global yang diperdagangkan di London untuk turun 0,51 poin atau sebesar 1,02% di 49,48 per barel.
Meskipun sempat ada penguatan minggu ini, WTI tetap turun 24% tahun ini dan Brent turun 23%.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) mendorong pemotongan produksi minyak mentah OPEC dan negara produsen terkait – kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ dengan total sebanyak 1,5 juta barel tambahan per hari (bph) hingga akhir 2020. Rekomendasi itu muncul sebelum pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan akan berlangsung pada hari Jumat di Wina.
Negara-negara non-OPEC diharapkan memberikan kontribusi sebanyak 500.000 barel per hari untuk keseluruhan pemotongan tambahan, kata para menteri OPEC. Namun Rusia dan Kazakhstan, keduanya anggota OPEC+, mengatakan mereka belum menyetujui pengurangan yang lebih besar dalam sehingga ini meningkatkan risiko gagalnya kerjasama yang telah menopang harga minyak mentah sejak tahun 2016.
Sebelumnya harga minyak mentah turun 2% dan Brent ditutup di bawah $50 per barel, meskipun OPEC kembali melakukan pemangkasan produksi untuk mengurangi kerugian akibat krisis virus covid-19.
Sejumlah delegasi yang menghadiri pertemuan kebijakan OPEC di Wina dilaporkan menyepakati rencana Arab Saudi untuk memangkas 1,5 juta barel per hari dari produksi global.
Pengurangan terbaru ini merupakan tambahan 50% dari pemangkasan 1,0 juta barel per hari yang sebelumnya telah disepakati OPEC. Angka yang lebih tinggi ini adalah upaya Menteri Energi Saudi Abdulaziz bin Salman untuk mencoba “mengejutkan” pasar menjadi reli sejak ia mulai menjabat pada bulan September.
Namun harga minyak mentah gagal menguat pada hari Kamis karena ada informasi bahwa sekutu utama OPEC yakni Rusia belum menandatangani rencana tersebut.
Hal lain yang mendorong penurunan minyak adalah Wall Street, dipicu anjloknya S&P 500 sekitar 3% setelah California, negara bagian AS terbesar kedua, menyatakan darurat penyebaran virus covid-19. Epidemi global sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 11 orang Amerika dan menginfeksi lebih dari 100 lainnya.
Harga minyak mentah turun sebanyak 16% minggu lalu menyusul hilangnya permintaan ratusan juta barel akibat virus covid-19, dan menjadi minggu terburuk di pasar sejak Oktober 2008, ketika Resesi Hebat dimulai.
Badan Energi Internasional memperkirakan permintaan minyak tahun ke tahun di seluruh dunia diprediksi turun 435.000 barel per hari dalam kuartal pertama 2020, kontraksi kuartal pertama dalam lebih dari satu dekade.