Harga minyak mentah berbalik arah setelah sempat menguat di sesi Selasa pagi Asia, karena kekhawatiran atas pembatasan virus corona bersamaan dengan aktivitas pabrik yang melambat di pasar-pasar utama membebani sentimen.
Minyak mentah berjangka Brent turun 5 sen, atau 0,1%, menjadi $72,84 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 8 sen, atau 0,1%, menjadi $71,18 per barel. Kedua pasar turun lebih dari 3% pada hari Senin.
Dapat dipahami, dengan kembali mencuatnya kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi China sebagai konsumen minyak utama dunia dari pandemi virus corona. Dimana kasus varian Delta yang sangat menular telah mendera di 14 dari 32 provinsi, sehingga ini berpeluang kembali diterapkannya pembatasan mobilitas lebih lanjut di negeri tirai bambu tersebut.
Ini juga diperparah dengan melambatnya aktivitas manufaktur yang menjadi perhatian utama pasar, baik bagi China maupun Amerika Serikat.
Dengan aktivitas ekonomi China yang terus menurun di bulan Juli, dan Indeks Manajer Pembelian Manufaktur resmi turun ke 50,4 dari 50,9 di bulan Juni. Sementara aktivitas manufaktur AS juga melambat, dengan indeks ISM jatuh ke 59,5, terendah sejak Januari, dari 60,6 pada Juni.
Sementara itu, Iran akan segera menanggapi setiap ancaman terhadap keamanannya, ungkap kementerian luar negeri Iran pada Senin, setelah Amerika Serikat, Israel dan Inggris menyalahkan Teheran atas serangan terhadap sebuah kapal tanker yang dikelola Israel di lepas pantai Oman.
Di tempat lain, persediaan minyak mentah dan produk AS kemungkinan menurun pekan lalu dengan persediaan minyak sulingan dan bahan bakar kenderaan diperkirakan turun untuk minggu ketiga berturut-turut, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada hari Senin.