JAVAFX – Pada perdagangan bursa komoditi hari Rabu (22/4) pagi di Asia, minyak mentah berjangka diperdagangkan beragam melanjutkan pemulihan yang sulit setelah mengalami penurunan yang tajam pada hari Senin.
Minyak mentah berjangka Brent turun 3,36% menjadi $18,95, sementara minyak mentah berjangka WTI melonjak 12,10% menjadi $12,97.
Perdagangan minyak berjangka berjuang selama beberapa sesi terakhir sejak minyak WTI jatuh ke $37,63 untuk pertama kalinya dalam sejarah perdagangan pada hari Senin.
Selama sesi sebelumnya, kontrak langsung untuk Brent diperdagangkan dengan diskon terbesar untuk data bulan berikutnya sejak 2008, sementara perdagangan dalam kontrak bulan Juni minyak WTI dihentikan tiga kali untuk menstabilkan harga.
Para menteri OPEC+ mengadakan panggilan konferensi darurat yang tidak dijadwalkan dalam semalam untuk membahas keruntuhan itu. Meskipun koalisi tidak mengumumkan langkah-langkah kebijakan baru di luar pengurangan produksi 10 juta barel, beberapa produsen yang dipimpin oleh Arab Saudi sedang mempertimbangkan untuk menerapkan pemotongan sebelum tanggal mulai 1 Mei yang dijadwalkan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengatakan dalam semalam bahwa pemerintahannya sedang mengerjakan rencana untuk membuat uang tersedia bagi industri minyak untuk mencegah hilangnya pekerjaan.
Tetapi industri terus melanjutkan pertempuran dengan kelebihan pasokannya ditengah kekhawatiran pandemi Covid-19 terus menyurutkan permintaan.
American Petroleum Institute (API) mengumumkan penimbunan besar cadangan minyak mentah 13,226 juta barel AS untuk pekan yang berakhir 17 April.
Minyak adalah pasar yang berbahaya untuk diperdagangkan sekarang, pasar membutuhkan produksi minyak segera diturunkan agar harga kambali pulih.