Minyak Mentah Dilemahkan Kasus Corona, Pasar Antisipasi Stok AS

0
113
Minyak Mentah

Minyak mentah tergelincir di perdagangan sesi Selasa karena investor masih dikhawatirkan oleh meningkatnya kasus virus korona secara global. Meski demikian, antisipasi penurunan persediaan minyak mentah Amerika Serikat untuk minggu kelima berturut-turut berhasil menahan penurunan.

Setelah jatuh pada perdagangan sesi Senin, minyak mentah Brent turun 9 sen, atau 0,2% menjadi $55,57 per barel. Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 8 sen, atau 0,2%, menjadi $52,17 per barel.

Sementara itu, kasus virus korona dunia melampaui angka 90 juta hingga hari Senin, berdasarkan dari yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Saat ini negara-negara di seluruh dunia tengah berjuang untuk mendapatkan vaksinnya. Bahkan terus memperpanjang atau mengaktifkan kembali penguncian wilayah guna melawan penyebaran varian virus corona baru.

Presiden terpilih AS Joe Biden dengan partai Demokratnya yang berhasil mengendalikan kedua parlemen, janjikan pengeluaran bantuan pandemi ekstra “triliunan” dolar. Biden akan mulai menjabat pada 20 Januari mendatang.

Pada persediaan minyak mentah AS, pasar memperkirakan akan terjadi penurunan untuk minggu kelima berturut-turut. Sementara untuk persediaan produk di kilang minyak terlihat naik minggu lalu, dalam jajak pendapat awal Reuters pada hari Senin. Jajak pendapat tersebut dilakukan menjelang laporan dari kelompok industri American Petroleum Institute pada hari Selasa. Dan Energy Information Administration (EIA), badan statistik dari Departemen Energi AS, pada Rabu.

Sementara itu, Goldman Sachs memperkirakan minyak Brent berpeluang naik menuju angka $65 per barel pada musim panas 2021. Hal ini didorong oleh terjadinya pemotongan produksi minyak Saudi dan implikasi peralihan kekuasaan ke Demokrat di Amerika Serikat. Bahkan, Bank investasi Wall Street sebelumnya memperkirakan harga minyak akan mencapai $65 pada akhir tahun.