Minyak Mentah Di antara Kekhawatiran Inflasi Dan Pertumbuhan Permintaan

0
107

Minyak mentah kembali turun pada sesi Rabu, setelah berakhir beragam di sesi sebelumnya, di tengah kekhawatiran melonjaknya harga batu bara dan gas alam di China, India dan Eropa akan memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan global, sehingga berdampak pada berkurangnya permintaan minyak.

Dolar AS yang kuat, diperdagangkan tidak jauh dari level tertinggi satu tahun, juga membebani harga minyak, karena membuat harga minyak menjadi lebih mahal bagi mereka yang memegang mata uang lainnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 71 sen, atau 0,9%, menjadi $79,93 per barel setelah naik 12 sen pada hari Selasa. Sementara minyak mentah berjangka Brent turun 70 sen, atau 0,8%, menjadi $82,72 per barel, memperpanjang penurunan 23 sen pada hari Selasa.

Dana Moneter Internasional pada hari Selasa memangkas prospek pertumbuhan ekonomi AS dan negara ekonomi utama lainnya di tengah kekhawatiran masalah rantai pasokan dan tekanan biaya menahan pemulihan ekonomi global dari pandemi virus korona.

Analis Commonwealth Bank menyoroti kekhawatiran IMF bahwa “momentum telah melemah dan ketidakpastian semakin meningkat”.

Namun, pengamat minyak masih fokus pada apakah kenaikan harga gas dan batu bara akan menyebabkan lebih banyak permintaan produk minyak untuk pembangkit listrik. Pasar juga menunggu data persediaan minyak AS, yang tertunda sehari setelah liburan Hari Columbus pada hari Senin.

Data dari American Petroleum Institute, sebuah kelompok industri, dijadwalkan akan dirilis pada pukul 16:30 waktu setempat (2030 GMT) pada hari Rabu dan data dari Administrasi Informasi Energi AS akan dirilis pada hari Kamis.