Harga minyak mentah kembali bergerak naik pada perdagangan akhir pekan ini, dan siap mencatat kenaikan mingguan keduanya yang didukung oleh ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah serta kekhawatiran pengetatan pasokan dan optimisme tentang pertumbuhan permintaan bahan bakar global seiring dengan membaiknya perekonomian.
Minyak mentah Brent naik menjadi 91,24 per barel, sementara Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS berada di harga 87,02 per barel. Kedua minyak mentah acuan tersebut berada pada level tertinggi sejak Oktober yang disentuh pada hari Kamis.
Brent dan WTI berpeluang mencatat kenaikan lebih dari 4% di minggu ini, naik untuk minggu kedua berturut-turut, setelah produsen OPEC terbesar ketiga, Iran, bersumpah akan membalas dendam terhadap serangan Israel yang menewaskan personil militer Iran. Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kompleks kedutaan besar Iran di Suriah pada hari Senin.
Serangan-serangan pesawat tak berawak Ukraina yang sedang berlangsung terhadap kilang-kilang minyak di Rusia telah merusak lebih dari 15% dari kapasitas minyak mentah Rusia, seorang pejabat NATO mengatakan pada hari Kamis, yang berdampak pada produksi bahan bakar negara tersebut.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, OPEC+, yang dipimpin oleh Rusia pada minggu ini mempertahankan kebijakan suplai minyak mereka tidak berubah dan menekan beberapa negara untuk meningkatkan kepatuhan mereka terhadap pemangkasan produksi.
Pasokan minyak mentah juga mengetat secara global setelah Meksiko dan Uni Emirat Arab memangkas ekspor minyak mentah mereka di tengah permintaan minyak global yang tumbuh solid sebesar 1,4 juta barel per hari (bph) di kuartal pertama, kata analis JPMorgan dalam sebuah catatan.
Para investor menunggu laporan ketenagakerjaan AS bulan Maret pada hari Jumat untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi AS dan arah kebijakan moneternya.