Harga minyak naik di awal perdagangan Asia pada Rabu pagi, karena persediaan minyak mentah AS terlihat turun, tetapi kekhawatiran bahwa OPEC+ akan membiarkan kebijakan produksinya tidak berubah pada pertemuan mendatang membatasi kenaikan.
Minyak mentah berjangka Brent terangkat 65 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 83,68 dolar AS per barel pada pukul 01.32 GMT.
Miinyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 68 sen atau 0,9 persen, menjadi diperdagangkan di 78,88 dolar AS per barel.
Membantu mendongkrak harga, stok minyak mentah AS diperkirakan turun sekitar 7,9 juta barel dalam pekan yang berakhir 25 November, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (29/11/2022).
Persediaan bensin naik sekitar 2,9 juta barel, sementara stok sulingan naik sekitar 4,0 juta barel, menurut sumber, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Angka persediaan resmi akan dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu waktu setempat.
Pasar juga mengamati pertemuan yang akan datang oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+.
OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan kebijakan produksi minyak tidak berubah di pertemuan pada Minggu (4/12/2022), lima sumber OPEC+ mengatakan, meskipun dua sumber mengatakan pengurangan produksi tambahan juga kemungkinan akan dipertimbangkan guna mendukung harga.
Kelompok itu bertemu karena ekonomi yang melambat dan penguncian COVD-19 China memukul permintaan minyak, sementara larangan Uni Eropa yang hampir mendekat atas impor minyak mentah Rusia dan batasan harga G7 pada minyak mentah Rusia menimbulkan pertanyaan tentang pasokan.
Sementara itu, Badan Energi Internasional memperkirakan produksi minyak mentah Rusia akan dibatasi sekitar 2 juta barel minyak per hari pada akhir kuartal pertama tahun depan, kata ketuanya Fatih Birol, kepada Reuters.