JAVAFX – Minyak mentah berjangka diperdagangkan merosot tajam pada perdagangan hari Selasa (18/2) pagi, karena terlelap dalam kekhawatiran sebagai akibat dari dampak ekonomi yang dihantam keras oleh penyebaran wabah Covid-19 dan berpengaruh pada permintaan minyak.
Minyak mentah Brent (LCOc1) turun 37 sen, atau 0,6%, berada di level $57,30 per barel, sementara Minyak mentah West Texas Intermediate (CLc1) turun 15 sen, atau 0,3%, menjadi $51,90 per barel.
Kekhawatiran pasar masih terlalu mendalam pasca perekonomian mendapat hantaman keras oleh penyebaran virus corona yang terus memakan hingga ribuan korban.
Pada Selasa (18/2) pagi pemerintah China mengumumkan bahwa jumlah korban meninggal akibat terinfeksi virus corona di Provinsi Hubei terus bertambah, setelah ada 93 kasus kematian baru.
Jumlah korban meninggal akibat dari terinfeksi virus corona di Provinsi Hubei, China sebanyak 1.800 jiwa, sekitar 71.330 jiwa telah dinyatakan positif mengidap Covid-19 dengan total jumlah kasus di provinsi ini.
Meski mayoritas kematian akibat terinfeksi dari virus corona tersebut berada di Daratan China, ada juga beberapa negara di luar China juga telah melaporkan terjadinya kematian.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pada pecan lalu virus itu telah menyebabkan permintaan minyak turun 435.000 barel per hari (bph) tahun ke tahun di kuartal pertama, dalam apa yang akan menjadi penurunan kuartal pertama sejak krisis keuangan pada tahun 2009.
Namun, dengan beberapa kilang independen China mengambil pasokan minyak mentah setelah absen dari pasar selama berminggu-minggu, para pedagang mengulurkan harapan bahwa permintaan China dapat pulih dalam beberapa bulan mendatang.
Investor juga mengantisipasi bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, akan menyetujui proposal untuk memperdalam pengurangan produksi untuk memperketat pasokan global dan mendukung harga.
OPEC + memiliki perjanjian untuk memangkas produksi minyak sebesar 1,7 juta barel per hari hingga akhir Maret. Produksi minyak dari Libya turun tajam sejak Januari. karena 18 pelabuhan dan ladang minyak di blokade oleh kelompok-kelompok yang loyal kepada komandan yang berpangkalan di timur, Khalifa Haftar.
Perusahaan minyak nasional Libya, NOC, mengatakan pada hari Senin bahwa produksi minyak berada di 135.745 barel per hari pada hari Senin, dibandingkan dengan 1,2 juta barel per hari sebelum penghentian.