JAVAFX – Pada perdagangan di bursa komoditi pada hari Senin, minyak mentah berjangka terpantau menurun terseret kekhawatiran permintaan pasokan minyak dari importir minyak terbesar di dunia yaitu China ditengah meluasnya penyebaran wabah virus corona.
Minyak mentah Brent dan AS West Texas Intermediate (WTI) turun untuk minggu keempat berturut-turut pada pekan lalu setelah banyaknya maskapai penerbangan membatalkan rute penerbangan ke China, dimana rantai pasokan di ekonomi terbesar kedua di dunia itu juga telah terganggu.
Minyak mentah Brent turun 79 sen, atau 1,4% berada dilevel $55,83 per barel setelah kehilangan hampir 12% pada bulan Januari kemarin, penurunan bulanan tertajam sejak November 2018 lalu.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 50 sen menjadi $51,06 per barel, setelah sebelumnya mencapai sesi rendah $50,42. Harga WTI bulan depan turun 15,6% pada Januari, penurunan bulanan terbesar sejak Mei.
Produksi minyak OPEC anjlok pada Januari ke level terendah sejak 2009 setelah beberapa anggota yang dipimpin Arab Saudi overdeliver pada perjanjian baru untuk memangkas produksi dan ketika pasokan Libya merosot.
Aktivitas pabrik China terhenti pada Januari karena pesanan ekspor turun sementara analis memperkirakan penurunan besar dalam data Februari karena wabah virus itu memukul permintaan di negara itu, bahkan ketika bank sentral berencana untuk menyuntikkan lebih banyak likuiditas untuk menopang ekonominya.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya dapat mengajukan pertemuan pada bulan Maret ke Februari untuk membahas dampak permintaan minyak dari penyebaran virus. China kini tengah menyelesaikan pembangunan rumah sakit dengan fasilitas 1.000 tempat tidur untuk merawat para korban virus baru yang telah menyebabkan 362 kematian dan lebih dari 17.000 infeksi di China dan di luar negeri, menurut angka terbaru hari Senin (3/2).
Pembukaan kembali sekolah-sekolah juga ditunda di provinsi Hubei tengah yang merupakan wilayah paling parah. Rumah sakit khusus di ibu kota provinsi Wuhan yang diselesaikan hanya dalam 10 hari. Rumah sakit kedua dengan 1.500 tempat tidur kini sedang dibangun. Pembatasan diperketat lebih jauh di satu kota dengan memungkinkan hanya satu anggota keluarga untuk keluar untuk membeli persediaan setiap hari.
Total jumlah meninggal di China sebanyak 361 kematian dan 2.829 kasus baru selama 24 jam terakhir, menjadikan total Cina menjadi 17.205, terjadi ketika negara-negara lain terus mengevakuasi ratusan warga mereka dari Hubei dan memberlakukan pembatasan perjalanan yang memengaruhi warga Tiongkok atau orang yang baru-baru ini bepergian di negara itu.