Harga minyak turun lebih dari 1% di sesi Selasa, memperpanjang penurunan tajam di hari sebelumnya atas lockdown virus corona di China, penguatan dolar dan risiko resesi memicu kekhawatiran tentang prospek permintaan global.
Minyak mentah Brent turun $1,19, atau 1,1%, pada $104,75 per barel setelah tergelincir ke level $103,19. Minyak mentah West Texas Intermediate AS turun $1,07, atau 1%, menjadi $102,02 per barel setelah mencapai level terendah intraday $100,44.
Di sesi Senin, kedua minyak acuan tersebut bukukan persentase penurunan harian terbesar sejak Maret, turun 5% menjadi 6%. Penurunan ini juga menjadi cermin tren di pasar keuangan global, karena investor melepaskan aset berisiko di tengah kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga dan dampak yang dihasilkan pada pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, dolar bertahan di dekat level tertinggi 20 tahun, membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan ekspor China melambat menjadi satu digit, terlemah dalam hampir dua tahun, setelah China memperpanjang penguncian untuk menahan penyebaran COVID-19.
Harga minyak minggu lalu naik setelah Komisi Eropa usulkan embargo bertahap pada minyak Rusia. Namun, persetujuan telah tertunda di tengah permintaan dari anggota Eropa Timur untuk pengecualian dan konsesi.
Versi baru, yang saat ini sedang dirancang, kemungkinan akan membatalkan larangan kapal tanker Uni Eropa yang membawa minyak Rusia, setelah tekanan dari Yunani, Siprus dan Malta, kata sumber Uni Eropa.