Minyak lanjutkan kerugian di Asia, investor hadapi kenaikan suku bunga

0
62

Harga minyak memperpanjang penurunan di perdagangan Asia pada Rabu pagi, setelah merosot sekitar lima persen ke level terendah lima minggu di sesi sebelumnya, karena investor bersiap untuk kenaikan suku bunga lagi minggu ini yang dapat mengurangi permintaan energi.

Minyak mentah berjangka Brent merosot 13 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 75,19 dolar AS per barel pada pukul 00.15 GMT.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) juga tergelincir 13 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 71,53 dolar AS per barel.

Kedua harga acuan ditutup pada level terendah sejak 24 Maret di sesi sebelumnya, ketika keduanya juga mencatat persentase penurunan satu hari terbesar sejak awal Januari.

Federal Reserve AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin pada Rabu untuk memerangi inflasi, sementara Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan regulernya pada Kamis (4/5/2023).

Lebih banyak kenaikan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan energi.

Sementara itu, kekhawatiran tentang permintaan minyak diesel dalam beberapa bulan terakhir telah mendorong minyak pemanas berjangka AS ke level terendah sejak Desember 2021.

Harga energi juga berada di bawah tekanan setelah data dari China selama akhir pekan menunjukkan aktivitas manufaktur turun secara tak terduga pada April.

China adalah konsumen energi terbesar di dunia dan pembeli utama minyak mentah.

Pembukaan kembali ekonomi China akan menjadi sangat penting bagi Asia, kata Dana Moneter Internasional (IMF) saat menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk wilayah tersebut pada Selasa (2/5/2023).

Tapi, lembaga itu memperingatkan risiko dari inflasi yang terus-menerus dan volatilitas pasar global yang didorong oleh kesengsaraan sektor perbankan Barat.

Sementara itu, stok minyak mentah AS turun untuk minggu ketiga berturut-turut buat pertama kalinya sejak Desember, turun sekitar 3,9 juta barel pekan lalu, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute (API) pada Selasa (2/5/2023).

Data stok resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada Rabu pukul 10.30 waktu setempat.