Minyak jatuh, ketakutan suku bunga naik lebih banyak redam permintaan

0
72
In the evening, the outline of the oil pump

Harga minyak turun untuk sesi perdagangan ketiga di sesi Asia pada Rabu sore, di tengah ekspektasi Federal Reserve AS akan mengindikasikan bahwa suku bunga akan naik lebih banyak, memicu kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan permintaan bahan bakar yang lebih rendah.

Minyak mentah berjangka Brent ​untuk pengiriman April turun 30 sen, menjadi diperdagangkan di 82,75 dolar AS per barel pada puiul 07.21 GMT setelah mencatat penurunan 1,2 persen pada Selasa (21/2/2023).

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk April turun 38 sen menjadi diperdagangkan di 75,98 dolar AS per barel.

The Fed AS akan merilis risalah pertemuan terbarunya pada Rabu, yang akan memberi para pedagang gambaran sekilas tentang bagaimana para pejabat tinggi memproyeksikan suku bunga setelah data terbaru menunjukkan pekerjaan AS dan harga konsumen yang lebih kuat dari perkiraan.

Suku bunga yang lebih tinggi cenderung mengangkat dolar, membuat minyak berdenominasi dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Namun, laporan ekonomi lain dari AS, konsumen minyak terbesar dunia, menunjukkan beberapa tanda yang meresahkan.

Penjualan rumah yang ada atau existing homes jatuh pada Januari ke level terendah sejak Oktober 2010, penurunan bulanan ke-12, yang merupakan rekor terpanjang sejak 1999.

“Meningkatnya kekhawatiran resesi membatasi harga minyak, tetapi pasar sangat optimis pada pemulihan permintaan China terutama bensin dan bahan bakar jet,” kata kepala analisis APAC Vortexa, Serena Huang.

Jajak pendapat awal para analis Reuters pada Selasa (21/2/2023) juga menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah AS, memperburuk kekhawatiran permintaan.

Namun, ekspektasi pasokan global yang lebih ketat dan meningkatnya permintaan dari China meredam pelemahan harga secara keseluruhan.

Para analis memperkirakan impor minyak China mencapai rekor tertinggi pada tahun 2023 untuk memenuhi peningkatan permintaan bahan bakar transportasi dan saat kilang-kilang baru mulai beroperasi.

Ini terjadi karena China memperkirakan pasar pariwisatanya berkembang tahun ini, dimulai dengan musim perjalanan musim panas yang sibuk dan padat karena para pelancong berduyun-duyun ke tujuan liburan setelah pemerintah mengakhiri kebijakan nol-COVID yang membuat orang tetap di rumah selama hampir tiga tahun.

Dalam sebuah catatan pada Rabu, Daniel Hynes, ahli strategi komoditas senior di ANZ Bank menunjuk PetroChina dan Unipec milik negara memesan 10 supertanker untuk mengimpor minyak dari AS bulan depan, setara dengan sekitar 20 juta barel minyak mentah, sebagai tanda meningkatnya permintaan China.

China adalah importir minyak terbesar di dunia.