Minyak jatuh karena ambil untung dari lonjakan besar sesi sebelumnya

0
57
the oil workers are working

Harga minyak turun di awal perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena aksi ambil untung setelah melonjak lebih dari lima dolar AS per barel di sesi sebelumnya setelah jatuhnya dolar mendukung minat beli dan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve AS mungkin kurang dari yang diperkirakan.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 69 sen menjadi diperdagangkan di 105,58 dolar AS per barel pada pukul 00.36 GMT.

Kontrak Brent melonjak 5,1 persen pada Senin (18/7/2022), merupakan persentase kenaikan terbesar sejak 12 April.

Minyak mentah berjangka WTI untuk pengiriman Agustus merosot 65 sen menjadi diperdagangkan di 101,95 dolar AS per barel.

Kontrak WTI terangkat 5,1 persen pada sesi sebelumnya dan merupakan persentase kenaikan terbesar sejak 11 Mei.

Kontrak WTI Agustus berakhir pada Rabu (20/7/2022) dan kontrak berjangka September yang lebih aktif diperdagangkan berada di 98,79 dolar AS per barel, turun 63 sen.

Kedua harga acuan mencatat penurunan mingguan lebih dari lima persen minggu lalu.

Harga minyak telah terguncang antara kekhawatiran tentang pasokan karena sanksi Barat terhadap minyak mentah Rusia dan pasokan bahan bakar telah mengganggu arus perdagangan ke penyulingan dan pengguna akhir serta meningkatnya kekhawatiran bahwa upaya bank sentral untuk menjinakkan lonjakan inflasi dapat memicu resesi yang akan memangkas permintaan bahan bakar di masa depan.

Dua pejabat Federal Reserve AS mengindikasikan pekan lalu bahwa bank sentral kemungkinan hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli.

Kenaikan suku bunga Fed yang lebih rendah mungkin berarti lebih sedikit krisis ekonomi yang akan mengurangi permintaan bahan bakar.