Minyak Buyback Sejenak

0
97

JAVAFX– Minyak buyback sejenak pada perdagangan minyak jelang sore hari ini sebagai bentuk aksi beli kembali setelah semalam mengalami tekanan harga yang cukup besar akibat dari naiknya produksi minyak Rusia di bulan lalu.

Produksi minyak Rusia di bulan lalu dilaporkan sebesar 10,97 juta bph, mengalami kenaikan dari 11 bulan sebelumnya yang bertahan di angka produksi 10,95 juta bph. Rusia seperti kita ketahui telah ikut berkomitmen menjaga pasokan minyak dunia sejak awal 2017 hingga sekarang di mana bersama OPEC dan 10 negara produsen minyak dunia non-OPEC telah sepakat untuk mengurangi pasokan minyak sebesar 1,8 juta bph.

Semalam harga minyak mengalami tekanan yang cukup serius di mana harga Brent makin menjauhi level psikologis $71 per barel, karena investor khawatir bahwa komitmen pembatasan pasokan minyak 1,8 juta bph akan ternoda akibat naiknya produksi minyak tersebut.

Namun seketika ada inisiatif dari Arab Saudi untuk meredam agar harga minyak tidak terjun bebas dengan menyatakan bahwa harga jual minyak produksi minyak Arab Saudi ke pasar Asia akan diturunkan demi menjaga jumlah penjualan minyaknya. Situasi ini digunakan untuk meredam mulai turunnya niat beli konsumen Asia karena sejak akhir tahun lalu harga minyak naik dengan melesat cepat.

Hal ini membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Mei di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,11 atau 0,17% di level $63,12 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Mei di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,14 atau 0,21% di harga $67,78 per barel.

Kondisi dolar AS yang sedikit melemah di perdagangan kali ini memang akan selalu mendukung bagi sisi harga minyak untuk positif, di mana daya beli pedagang minyak ketika dolar AS melemah akan lebih tinggi, sehingga harga minyak terlihat lebih murah daripada ketika dolar AS menguat seperti semalam.

Namun penguatan minyak masih terbatas dengan bayang-bayang perang dagang di mana masalah perang dagang di antara AS dengan China akan membawa duka bagi harga minyak. Kondisi perang dagang tersebut ditakutkan bisa mengurangi konsumsi minyak China yang merupakan importir minyak terbesar di dunia sehingga dikhawatirkan akan ada penumpukan pasokan kembali.

Dukungan terhadap penguatan harga minyak setelah akhir pekan lalu Baker Hughes melaporkan bahwa terdapat 7 kilang minyak AS telah di-nonaktifkan kembali sehingga jumlah total kilang minyak AS yang aktif berjumlah 797 rig. Kondisi ini tentu menimbulkan preseden bahwa produksi minyak AS akan mengalami penurunan di pekan ini.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC