DPR AS akhirnya memutuskan untuk memecat akan Presiden Trump dengan melakukan voting di mana suara yang setuju pemecatan Trump ada 232 suara termasuk di dalamnya 10 suara dari Partai Republik melawan 197 suara yang menentangnya. Pemecatan atau pemakzulan ini dengan alasan Trump di anggap bertanggung jawab atas penyerbuan ke gedung Kongres, walaupun hal itu di bantah Trump yang mengatakan adanya penyusup dari Antifa, bahkan Trump mengatakan sempat mencuitkan di Twitter agar para pendukungnya segera pulang dengan damai namun tidak sampai karena sempat di blok oleh Twitter. Pemblokiran ini juga yang sempat membuat saham Twitter turun.
Akan tetapi pemakzulan ini tidak otomatis membuat Presiden Trump yang pemerintahannya tinggal tujuh hari ini berhenti karena AS menganut sistem dua kamar sehingga sidang pemakzulan presiden tak hanya mendapatkan persetujuan DPR melainkan juga Senat AS dan sebaliknya. Sepertinya, Senat belum ambil keputusan kapan akan mengadakan sidang untuk pemakzulan presiden Trump. Pemimpin Senat dari Partai Republik, Mitch McConnel mengatakan bahwa sidang Senat tidak mungkin di adakan karena Senat telah di jadwalkan mengadakan pertemuan reguler tanggal 19 Januari 2021 yaitu sehari sebelum pelantikan Biden menggantikan Trump. Pertemuan pemakzulan tidak mungkin di adakan mengingat aturan, prosedur dan preseden Senat, tidak ada pengadilan yang adil dan serius dapat di selesaikan sebelum Presiden Biden di lantik minggu depan.
Jika demikian, maka pemakzulan Presiden Trump belum sah tanpa adanya persetujuan Senat dan hal ini membuat Trump masih akan menjabat sebagai Presiden hingga pelantikan Biden 20 Januari 2021. Karena itu para pelaku pasar tetap merespon dengan tenang walaupun tetap akan memantau proses politik yang terjadi di Amerika saat ini.Dolar indeks di prediksi masih akan bergerak stabil antara 90.00-90.65.