Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada Senin mengungkapkan pasukan yang ditahan di Sudan hanya berada di negara itu untuk keperluan latihan bersama pasukan Sudan, bukan untuk mendukung pihak-pihak yang saling berseteru.
Setelah bentrokan pecah di seluruh penjuru Sudan pada Sabtu pekan lalu antara grup paramiliter Pasukan Bantuan Cepat (RSF) dan tentara Sudan, RSF membagikan video yang menunjukkan pasukan Mesir menyerahkan diri kepada mereka di kota Merowe di bagian utara Sudan dekat Khartoum dan perbatasan Sudan-Mesir.
Video itu menunjukkan sejumlah orang berseragam tentara, berjongkok dan berbicara kepada anggota RSF dengan bahasa Arab berdialek Mesir.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan TV nasional Mesir setelah pertemuan Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata yang dipimpin sang presiden, Sisi mengaku sudah menghubungi RSF untuk memastikan tentara Mesir berada dalam kondisi aman.
Pemimpin RSF, Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo alias Hemedti, mengatakan kepada Sky News Arabia TV bahwa tentara Mesir itu aman, dan RSF sudah memberi makan dan minum, serta siap memulangkan mereka ke negara asalnya.
“Kami berharap memulangkan pasukan kami sesegera mungkin,” kata Sisi.
Dia juga mengatakan Mesir rutin menghubungi pasukan Sudan dan RSF untuk membujuk mereka melakukan gencatan senjata dan tidak menumpahkan darah rakyat Sudan.