Menyikapi Pertemuan OPEC Pada Juli Mendatang

0
83
"Silhouette of an oil rig photographed at sunset, late afternoon. Tanker in the background. Cross processed slightly. Photographed against the sun."

JAVAFX – Pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutunya pada awal Juli nanti akan datang pada waktu yang sangat penting dan tidak stabil untuk minyak. Harga minyak mentah sejauh ini telah mendapat dukungan dari penurunan produksi oleh sejumlah produsen utama. Dorongan kenaikan harga juga didapatkan dari meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Sayangnya, harga minyak juga mendapat tekanan nyata dari perkiraan perlambatan permintaan global. Pasar sangat mengantisipasi pertemuan OPEC ini, dimana pembahasan soal perpanjangan pemotongan produksi OPEC sangat penting untuk menstabilkan pasar.

Harga minyak mentah AS untuk kontrak pengiriman bulan depan diselesaikan pada $ 57,43 per barel pada hari Jumat (21/06/2019). Sejauh ini, harga telah naik hampir 27% pada tahun ini, meski demikian harga saat ini masih 13% di bawah harga tertinggi 2019 pada $ 66 per barel yang, terlihat pada bulan April, menurut Dow Jones Market Data. Demikian pula harga minyak mentah Brent, sebagai patokan harga minyak global yang berakhir di harga $ 65,20, telah naik 21% pada tahun 2019, tetapi hampir 13% di bawah tinggi $ 74-plus untuk tahun ini.

Dalam perdagangan sebelumnya, harga minyak WTI melonjak lebih dari 5% pada hari Kamis, setelah Iran menembak jatuh drone A.S., Hal ini meningkatkan ketegangan, dan hampir memicu serangan udara A.S. AS sendiri sudah geram menyusul serangan terhadap dua kapal tanker di dekat Selat Hormuz, dimana Iran yang disalahkan oleh AS. Situasi yang demikian ini dikhawatirkan pasar bisa menjadi sumber ancaman untuk mengekang aliran minyak global.

Kenaikan harga minyak saat ini mengikuti penurunan tajam di bulan Mei, berlatar belakang hubungan perdagangan yang terus memburuk antara AS dan China. Sengketa perdagangan kedua negara ini dianggap bisa menimbulkan kekhawatiran sebagai sumber pelemahan dalam ekonomi global dan konsumsi energi.

Badan Energi Internasional baru-baru ini bahkan harus memangkas perkiraan pertumbuhan 2019 untuk minyak menjadi 1,2 juta barel per hari, dari 1,3 juta sebelumnya. Ini mengkonfirmasi adanya ketakutan akan permintaan global yang lebih lemah,  disisi lain sebagai penyeimbang ketegangan di Timur Tengah. Setidaknya hingga perselisihan dagang dapat “diselesaikan”, atau ada lebih banyak kemajuan dalam perundingan antara AS dan China, diyakini bahwa harga minyak mentah AS masih akan dibawah $ 60 per barel.

Disisi lain, dengan harga minyak mentah yang lebih murah tersebut akan merangsang permintaan, terutama di AS. Dimana ada harapan bahwa sepanjang musim panas, akan mendapatkan kenaikan permintaan konsumsi minyak domestik yang nyata. Dengan harga bensin hampir 15% di bawah level musim panas tahun lalu, pasar optimis akan kenaikan konsumsi kali ini. Pada akhirnya, hal ini akan mendorong harga minyak mentah West Texas Intermediate bisa naik ke $ 60 pada akhir musim panas.

Tanggal pertemuan menteri OPEC yang terpisah dengan OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, telah diubah menjadi 1-2 Juli, dari 25-26 Juni. Komponen utama dalam menunda pertemuan adalah pendekatan “wait and see”. Dimana para peserta pertemuan ingin melihat hasil KTT G-20, dan mereka berharap Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping bisa membuat beberapa kemajuan dalam kesepakatan perdagangan.

Pasar berharapa, pertemuan G-20 dan pembicaraan antara kedua presiden tersebut dapat membantu anggota OPEC dan nonanggota, termasuk Rusia, dalam memutuskan apakah akan melanjutkan kesepakatan untuk mengurangi produksi sebesar 1,2 juta barel per hari. Rencana yang telah dimulai sejak awal tahun, akan berakhir pada 30 Juni ini.

Sebagian besar investor mengharapkan OPEC dapat memperpanjang pemotongan. Kecuali jika ada kejutan hasil pemotongan tambahan atau tidak ada kesepakatan untuk memperpanjang, yang bisa menimbulkan dampak ke pasar yang harus diredam. Namun, ada peluang kecil dari pemotongan produksi tambahan yang akan mendorong harga minyak naik secara signifikan.

Jika pakta itu tidak diperpanjang, harga minyak akan turun, dimana penghentian produksi tidak akan terjadi. Namun, jika dengan “beberapa keajaiban” AS dan China menyetujui perjanjian perdagangan sebelum OPEC bertemu, itu juga akan mengurangi kemungkinan pengurangan produksi dari OPEC. Di bawah skenario itu, baik permintaan dan harga mungkin naik. (WK)