Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu hari Kamis (26/1) mengatakan buku memoir mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo berisi “informasi salah,” yang “dibesar-besarkan” dan menunjukkan “ketidaktulusannya” dalam hubungan dengan Turki.
Cavosoglu menyampaikan hal ini menjawab pertanyaan dalam konferensi pers bersama dengan mitranya, Deputi Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Thailand, Don Pramudwinai.
Wartawan menanyakan tentang pernyataan Pompeo dalam bukunya “Never Give An Inch : Fighting for the America I Love,” tentang kontak yang dilakukannya dengan pejabat-pejabat Turki.
Cavusoglu menjawab, “Ada informasi palsu, saya menyampaikan hal ini dalam bahasa diplomasi.
Anda bisa menyebut hal itu sebagai sebuah kebohongan.” Menurut sejumlah laporan media Turki, dalam bukunya Pompeo mengklaim pejabat-pejabat Amerika tidak percaya bahwa pasukan oposisi Suriah yang didukung Turki memiliki kapabilitas untuk mengalahkan kelompok teroris ISIS di Suriah, dan karenanya memilih kelompok Kurdi Suriah sebagai mitra untuk melawan ISIS.
Cavusoglu mengatakan pemerintahan Obama – bukan pemerintahan Trump – yang memutuskan bekerjasama dengan kelompok Kurdi.
Ia juga mengecam pernyataan Pompeo bahwa pasukan yang dipimpin Turki tidak mampu mengalahkan ISIS.
Cavusoglu mengklaim Pompeo memilih peristiwa-peristiwa tertentu untuk membebaskan dirinya dari kerumitan yang terjadi.
Cavusoglu menuduh Pompeo bias mendukung Yunani, dengan mengatakan di bawah pemerintahan Trump, kebijakan Amerika untuk mempertahankan “keseimbangan” hubungannya dengan Turki dan Yunani menjadi “terganggu.” Cavusoglu mengatakan Pompeo, dalam bukunya, bertujuan “untuk meraih dukungan suara dari lobi Yunani ketika ia menjadi kandidat capres dalam pemilu mendatang.”