Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi pada Selasa menyambut kedatangan para Menlu Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menjelang Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-56 di Jakarta.
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn tiba lebih awal, diikuti Menlu Filipina Enrique A.
Manalo, Menlu Timor Leste Bendito dos Santos Freitas, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, dan Menlu Brunei Darussalam Dato Erywan Pehin Yusof.
Dari ke-10 negara anggota ASEAN, hanya Myanmar yang tidak hadir dalam pertemuan tersebut, menyusul keputusan organisasi regional itu untuk tetap mengecualikan perwakilan politik Myanmar dalam berbagai pertemuan tingkat tinggi akibat sikap junta yang tak kunjung menerapkan Konsensus Lima Poin.
Konsensus Lima Poin adalah keputusan yang disepakati oleh para pemimpin ASEAN dan pemimpin junta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing pada April 2021 untuk membantu negara itu keluar dari krisis politik.
Konsensus tersebut menyerukan antara lain penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan penyediaan bantuan kemanusiaan ke Myanmar.Rangkaian AMM yang dilanjutkan dengan pertemuan para Menlu ASEAN dengan negara-negara mitra dialog diselenggarakan di Jakarta pada 10-14 Juli.
Kegiatan tersebut terdiri dari total 18 pertemuan, antara lain pertemuan untuk membahas Kawasan Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ), pertemuan dengan Komisi Antarpemerintah ASEAN untuk HAM (AICHR), AMM dalam format sidang paripurna (plenary), dan sesi pengkajian (retreat).
Kemudian, pertemuan dilanjutkan dengan pertemuan para Menlu ASEAN dengan negara mitra dialog, yakni India, Selandia Baru, Rusia, Australia, China, Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat, serta ASEAN Plus Tiga (APT), pertemuan Menlu KTT Asia Timur (EAS), serta Forum Kawasan ASEAN (ARF).
Pertemuan Menlu ASEAN akan membahas sejumlah isu, termasuk krisis Myanmar dan Laut China Selatan.
Indonesia sebagai ketua ASEAN tahun ini menetapkan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” dengan fokus mengarahkan kerja sama untuk memperkuat relevansi ASEAN dalam merespons tantangan kawasan dan global serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan.