Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membela upaya pemerintahan Biden untuk kembali bergabung dalam kesepakatan nuklir dengan Iran, yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA).
Ia mengatakan kepada panel senat, program nuklir Iran “benar-benar mengarah pada kemajuan”.
Kesepakatan itu dirundingkan oleh pemerintahan Obama dan dibatalkan selama pemerintahan Trump, yang memberlakukan rangkaian sanksi “tekanan maksimum” terhadap Iran.
Biden sebelumnya mendesak untuk kembali ke kesepakatan nuklir sebagai cara terbaik guna mencegah Iran membangun apa yang disebutnya sebagai program nuklir untuk tujuan damai dan untuk meredam ketegangan di Timur Tengah.
Para perunding Eropa awal bulan ini menyatakan optimisme ketika mereka mengakhiri putaran terakhir pembicaraan di Wina untuk mengembalikan AS dan Iran pada kesepakatan nuklir itu.
“Salah satu masalah terbesar saya adalah besarnya jumlah uang tunai yang diberikan kepada Iran,” kata Senator James Risch, anggota Komisi Hubungan Luar Negeri Senat dari Partai Republik.
“Tidak ada keraguan dalam benak saya bahwa sebagian dari uang tunai itu akhirnya digunakan untuk membayar amunisi yang dijatuhkan di Israel belum lama ini,” katanya.
Blinken mengatakan suka atau tidak, meskipun AS tidak menyukainya, Iran telah terlibat dalam kegiatan-kegiatan, termasuk mendukung Hamas, kelompok teror lainnya, dan antek-anteknya yang terlibat dalam seluruh kegiatan destabilisasi.
Ia menambahkan tindakan “Itu dilakukan sebelum ada JCPOA dan terus dilakukan selama JCPOA, serta makin parah sejak AS keluar dari JCPOA”.