Menlu AS: Kejahatan Perang Dilakukan dalam Konflik Ethiopia

0
73

Amerika telah menetapkan bahwa anggota Pasukan Pertahanan Nasional Ethiopia (ENDF), Pasukan Pertahanan Eritrea, pasukan Fron Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) dan pasukan Amhara melakukan kejahatan perang dalam konflik di Ethiopia utara, kata Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken, Senin (20/3).

Anggota ENDF, pasukan Eritrea, dan pasukan Amhara juga melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, kata Blinken kepada wartawan.

Kejahatan mereka mencakup pembunuhan, pemerkosaan, dan bentuk kekerasan dan penganiayaan seksual lainnya.

Anggota pasukan Amhara melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa deportasi atau pemindahan paksa dan melakukan pembersihan etnis melalui perlakuan mereka terhadap etnis Tigray di Tigray barat, kata Blinken.

Ketetapan itu muncul setelah Blinken melawat ke Ethiopia pekan lalu, di mana ia memuji kemajuan dalam penerapan kesepakatan damai.

Tetapi, ia tidak memasukkan lagi Ethiopia ke program perdagangan Amerika.

November lalu, pemerintah Ethiopia dan pasukan Tigray menandatangani gencatan senjata, mengakhiri konflik yang menewaskan puluhan ribu, dan menyebabkan ratusan ribu orang menghadapi kelaparan serta jutaan orang mengungsi.

Juru bicara pemerintah Ethiopia, Legesse Tulu, belum menanggapi permintaan komentar atas pernyataan Blinken.

Juru bicara Perdana Menteri Abiy Ahmed, Billene Seyoum, juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Juru bicara Angkatan Darat Ethiopia, Menteri Penerangan Eritrea, pejabat TPLF, dan juru bicara pemerintah daerah Amhara, juga tak menanggapi permintaan komentar.

Ketika bertemu Abiy pekan lalu, Blinken membahas “pentingnya pertanggungjawaban atas kekejaman yang dilakukan semua pihak dalam konflik tersebut, serta perlunya proses keadilan transisi yang inklusif dan komprehensif,” kata Departemen Luar Negeri.

Amerika terang-terangan mengkritik kekejaman yang diduga dilakukan pasukan Ethiopia dan sekutu mereka dari Eritrea dan wilayah Amhara selama perang Tigray.

Ethiopia, negara terpadat kedua di Afrika dan merupakan sekutu Amerika di Afrika Timur, menuduh Amerika mencampuri urusan dalam negeri dan mengancam akan mengkaji ulang hubungan bilateral mereka.

Ethiopia membantah tuduhan yang paling serius, pelanggaran HAM, dalam perang itu.