Diplomat tertinggi AS Antony Blinken, Selasa (27/7) tiba di India untuk pembicaraan yang didominasi oleh gejolak di Afghanistan dan kekhawatiran umum tentang China, sementara juga menyentuh catatan hak asasi manusia New Delhi.
Dalam kunjungan pertamanya ke India sebagai menteri luar negeri, Blinken dijadwalkan bertemu Perdana Menteri Narendra Modi dan Menteri Luar Negeri Subrahmanyam Jaishankar hari Rabu sebelum terbang ke Kuwait.
Hubungan AS-India telah lama dingin namun langkah China yang semakin meningkat mendorong hubungan kedua negara lebih dekat, terutama sejak bentrokan mematikan tahun lalu di perbatasan antara India dan China di Himalayayang disengketakan.
Sementara itu, New Delhi khawatir atas kemungkinan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban di Afghanistan setelah penarikan sejumlah pasukan dipandang dapat mengubah negara Asia Selatan itu menjadi ‘surga’ bagi para ekstremis yang anti-India.
India, pendukung kuat pemerintah Afghanistan yang menghabiskan miliaran dolar untuk proyek-proyek pembangunan, baru-baru ini mengevakuasi 50 staf dari konsulatnya di Kandahar ketika Taliban menguasai lebih banyak wilayah.
Beberapa pembicaraan di New Delhi yang sedang dilanda musim hujan itu, juga berdampak pada upaya kerja sama dalam pembuatan vaksin COVID-19, perubahan iklim dan, menurut pejabat AS, catatan hak asasi manusia India baru-baru ini.
Di bawah Modi, India lebih sering menerapkan undang-undang anti-terorisme dan undang-undang “penghasutan” untuk menangkap warga, yang menurut para kritik bertujuan untuk membungkam perbedaan pendapat.
Pemerintah India menyangkal hal tersebut.