Menlu AS Blinken: Perjuangan Melawan ISIS Belum Selesai

0
72

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Kamis (8/6) mengatakan bahwa bila berbicara mengenai penaklukan kelompok militan ISIS, “perjuangan belum selesai.” Berbicara di Riyadh, Arab Saudi, pada awal pertemuan tingkat menteri Koalisi Global untuk Mengalahkan ISIS yang beranggotakan 80 negara, Blinken mengatakan koalisi tersebut telah menyebabkan kekalahan teritorial bagi ISIS di Irak dan Suriah.

Blinken menambahkan, “Kita telah menyingkirkan atau menangkap pemimpinnya.

Kami mencegah serangan skala besar.

Dan kami menanamkan miliaran dolar untuk menstabilkan daerah-daerah yang telah dibebaskan dan membangun kembali kawasan.” Tetapi Blinken menyoroti beberapa bidang fokus untuk mencapai apa yang ia sebut “akhir selama-lamanya” bagi kelompok ISIS.

Ia mengumumkan target komitmen $600 juta untuk membantu program-program di Irak dan Suriah guna mengatasi beberapa bidang yang dimanfaatkan militan untuk merekrut anggota, termasuk mendanai layanan sosial dan memastikan akuntabilitas bagi pelaku kejahatan.

Blinken juga membahas repatriasi dari kawasan, dengan mengatakan ini terutama penting bagi negara-negara untuk menerima kembali warga mereka yang ke Irak dan Suriah untuk berperang bersama dengan ISIS dan kini berada di pusat-pusat penahanan.

Bila itu tidak dilakukan, lanjutnya, risikonya adalah suatu hari mereka dibebaskan dan kembali ke aktivitas militan.

Ia juga mengatakan warga sipil, khususnya anak-anak, perlu diterima kembali ke negara asal mereka untuk memperoleh harapan dan kesempatan.

Pangeran Faisal bin Farhan, menteri luar negeri Saudi, mengatakan dalam pertemuan itu bahwa meskipun patut dipuji karena banyak negara, termasuk negara kecil, telah melangkah maju dan melakukan repatriasi, sejumlah negara kaya yang ia tidak sebut namanya belum melakukan itu.

Ia menyebut hal itu “tidak dapat diterima” dan mengatakan bahwa dengan menjadi bagian dari koalisi artinya “Anda harus memikul tanggung jawab Anda.” Blinken juga membahas ancaman afiliasi ISIS, termasuk mereka yang berada di kawasan Sahel di Afrika dan di Afghanistan.

Ia mengatakan perlunya untuk mengimbangi ancaman yang terus berkembang dan juga tetap waspada dan memastikan bahwa Afghanistan tidak menjadi tempat yang aman bagi teroris.