Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dijadwalkan membuka fasilitas canggih baru pada Senin (23/10) di Foreign Service Institute di departemennya, yang berlokasi di Arlington, Virginia, dekat dengan Ibu Kota Washington DC.
Institut ini merupakan pusat pelatihan utama pemerintah untuk para diplomat.
Pada Minggu Blinken mengatakan AS prihatin mengenai kemungkinan perluasan perang Israel-Hamas di Timur Tengah.
Dalam acara “Meet the Press” di stasiun televisi NBC, Blinken mengatakan, pemerintahan Presiden Joe Biden memperkirakan “kemungkinan eskalasi” oleh proksi-proksi Iran “yang ditujukan ke pasukan kami, diarahkan terhadap para personel kami.” Ia memperingatkan kelompok Hizbullah yang didukung Iran agar tidak meluaskan pertempuran terhadap Israel dari Lebanon, dengan mengatakan militer AS telah mengerahkan “aset yang signifikan” ke kawasan untuk memperjelas “bahwa jika ada seseorang yang berusaha melakukan sesuatu, kami ada di sana.” Departemen Pertahanan telah mengerahkan dua gugus kapal induk dan beberapa kapal perang lainnya ke bagian timur Laut Tengah.
Militer Israel pada Minggu mengatakan telah menghantam sebuah “sel teroris,” yang berencana untuk meluncurkan rudal antitank ke arah komunitas pedesaan di perbatasan dengan Lebanon.
Israel telah baku tembak di perbatasan utaranya dengan militan Hizbullah Lebanon, menimbulkan kekhawatiran mengenai terbukanya medan pertempuran kedua.
Hizbullah mengatakan bahwa enam anggotanya tewas hari Sabtu di perbatasan, meningkatkan jumlah anggotanya yang tewas dalam pertempuran selama dua pekan terakhir menjadi 19 orang.
Wakil ketua Hizbullah, Sheikh Naim Kassem, telah memperingatkan bahwa Israel akan membayar biaya mahal jika memulai serangan darat di Jalur Gaza.
PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Hizbullah akan membuat “kesalahan dalam hidupnya” jika memulai perang dengan Israel.
Ia mengatakan demikian ketika mengunjungi pasukan di bagian utara Israel di dekat perbatasan dengan Lebanon.