Menlu AS Berbicara dengan Wartawan AS Keturunan Iran Yang Jadi Target Penculikan

0
101

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan seorang wartawan AS keturunan Iran yang menjadi target apa yang disebut Departemen Kehakiman sebagai rencana penculikan Iran “telah menunjukkan keberanian yang luar biasa.” Blinken, Senin (20/7) mencuit bahwa ia bercakap-cakap dengan Masih Alinejad, pembawa acara TV VOA siaran bahasa Persia dan seorang kritikus pemerintah Iran.

“Saya menegaskan bahwa AS akan selalu mendukung pekerjaan jurnalis independen yang sangat diperlukan di seluruh dunia,” cuit Blinken.

“Kami tidak akan menoleransi upaya untuk mengintimidasi atau membungkam suara mereka.” Alinejad mengatakan ia dan Blinken berbicara selama 15 menit, dan Blinken menyatakan bahwa gagasan Iran untuk menculiknya dari tanah AS “sangat mengerikan.” “Menteri Blinken mengatakan pemerintahan Biden menganggap ancaman Republik Islam sangat serius dan menyadari bagaimana rezim Teheran menarget para pembangkang di AS dan di Eropa,” cuit Alinejad.

“Ia meyakinkan saya bahwa AS akan menuntut pertanggungjawaban rezim atas rencana ini.” Pekan lalu, Departemen Kehakiman AS mengatakan sebuah pengadilan federal New York mengungkapkan tentang dakwaan yang menuduh lima warga negara Iran terlibat dalam dugaan rencana menculik seorang “wartawan Brooklyn, penulis dan aktivis HAM karena memobilisasi opini publik di Iran dan di seluruh dunia untuk mewujudkan perubahan terhadap undang-undang dan praktik rezim Iran.” Siaran pers Departemen Kehakiman itu tidak menyebut nama target rencana penculikan itu.

Alinejad, yang tinggal di kawasan Brooklyn di Kota New York, kemudian mengukuhkan di akun media sosialnya bahwa ia adalah orang yang ditarget tersebut.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menolak tuduhan AS, seraya menyatakan dalam komentar yang dimuat di media pemerintah Iran bahwa “itu adalah tuduhan tidak berdasar dan konyol yang tidak layak untuk ditanggapi.” Alinejad bekerja sebagai jurnalis di Iran pada tahun 2000-an.

Ia menulis artikel yang mengungkap korupsi dan salah kelola pemerintah sampai pihak berwenang mencabut kartu persnya dan mengancam penangkapan terhadapnya.

Ia melarikan diri dari Iran pada tahun 2009, mula-mula ke Inggris, sebelum menetap di New York pada tahun 2014.