Pada minggu lalu Dolar AS terlihat menguat terhadap berbagai mata uang di lihat dari dollar index yang naik dari awal pekan lalu di level 97.10 hingga level pembukaan hari ini di level 97.95. Penguatan Dolar AS ini terjadi karena sikap Bank Sentral Eropa (ECB) yang tidak melakukan kebijakan yang agresif dengan tidak melakukan pemotongan suku bunga bahkan tidak jelas kapan akan melakukan suku bunga. The Fed juga di prediksi mengikuti jejak ECB, tidak melakukan secara agresif kebijakan suku bunganya dengan tidak melakukan pemotongan suku bunganya sebesar 50 Bps melainkan di prediksi hanya melakukan pemotongan suku bunga yang di anggap masuk akal yaitu sebesar 25 Bps saja. Amerika juga telah merilis data-data ekonominya yang turut menguatkan Dolar AS yaitu data pemesanan barang-barang tahan lama yang naik dari 0.4% ke 1.2%, data pemesanan barang-barang tahan lama inti yang naik dari -2.3 % ke 2.0 %, Advance GDP yang di rilis 2.1% di atas ekspektasinya 1.8% dan data Advance GDP Price Index yang naik dari 0.9 % ke 2.4 %. Semua hal ini telah menguatkan posisi dollar AS terhadap berbagai mata uang terkuat lainnya.
Minggu ini nampaknya Dolar index di prediksi akan mengalami koreksi turun seperti di Minggu Kedua Juli ini. Koreksi turun dollar indeks yang di prediksi akan terjadi karena akan ada aksi taking profit setelah sebelumnya selama dua minggu ini dollar index menguat. Koreksi turun ini dapat terjadi juga di karenakan FOMC akan memotong suku bunganya sebesar 25 Bps. Hal ini terlihat dari Fed Watch bahwa prediksi The Fed akan memotong suku bunganya sebesar 25 Bps sudah sebesar 75%-80%.
Dolar index minggu ini di prediksi akan terkoreksi turun menuju level 97.60 pada Pivot mingguan hingga level 97.32 pada support satu mingguan. Jika kedua level koreksi ini tidak dapat di tembus, maka Dolar indeks di prediksi akan kembali naik menuju resisten satu mingguan pada level 98.11.