Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada Kamis (1/6) mengatakan “patut disayangkan” China menolak permintaan agar Austin dan sejawatnya dari China Li Shangfu bertemu sewaktu keduanya menghadiri Dialog Shangri-La di Singapura.
Berbicara bersama Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada dalam lawatannya ke Tokyo, Austin mengatakan ia akan menyambut baik “setiap peluang untuk berdialog dengan pimpinan” dan bahwa ia percaya departemen pertahanan harus memiliki saluran komunikasi yang terbuka.
Austin mengatakan bahwa negara-negara dengan “kemampuan signifikan” harus berbicara satu sama lain untuk mengelola krisis dan mencegah situasi berkembang menjadi lepas kendali.
Kurangnya pertemuan antara para pejabat pertahanan AS dan China terjadi pada masa hubungan yang dingin, yang mencakup penembakan jatuh balon mata-mata China yang dicurigai oleh AS, ketegangan mengenai dukungan AS untuk Taiwan, dan apa yang disebut AS pencegatan “agresif yang tak perlu” oleh sebuah jet tempur China terhadap sebuah pesawat Angkatan Udara AS di atas Laut China Selatan pekan ini.
Hamada mengatakan kepada wartawan bahwa ia dan Austin sepakat untuk bekerja sama erat dalam menghadapi berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh China.
Ia juga mengatakan tentang pentingnya untuk terus melakukan dialog yang jujur dengan China.
Hamada juga mengatakan Jepang dan AS akan bekerja sama erat dengan Korea Selatan dalam upaya terpadu menghadapi apa yang ia sebut tindakan provokatif Korea Utara.
Komentarnya muncul sehari setelah kegagalan Korea Utara dalam meluncurkan satelit mata-mata.
Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Korea Utara menggunakan teknologi rudal balistik.
Austin menyebut program rudal dan nuklir Korea Utara “berbahaya dan menggoyahkan.” Ia mengatakan AS akan melakukan semua langkah yang diperlukan untuk mengamankan tanah airnya dan membela sekutu-sekutunya.