Proyeksi atas kelanjutan siklus kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (the Fed), pada September terlihat sudah memudar. Pasar, justru memproyeksikan the Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan bank sentral di November atau Desember mendatang. Meningkatnya proyeksi ini menyusul data Non-Farm Payrolls AS, yang dirilis awal bulan yang menunjukkan ekonomi AS menambahkan 187.000 lapangan kerja, jauh di bawah ekspektasi pasar 169.000 yang meningkat dari laporan bulan lalu 157.000 yang mengalami revisi penurunan dari laporan sebelumnya 187.000.
Namun, tingkat pengangguran AS justru meningkat menjadi 3,8% dari laporan bulan 3.5%. Melemahnya pasar tenaga kerja ini dilanjutkan dengan data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis pada Kamis pekan lalu yang hanya mencatat penurunan sebesar 216.000 pengajuan dari laporan sebelumnya 229.000 dan jauh di bawah perkiraan pasar yakni sebesar 232.000 yang masih tergolong cukup ketat. sehingga membuat pasar secara luas memperkirakan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama, dalam upaya mengendalikan inflasi yang masih jauh dari target bank sentral AS, yakni 2%.
Akan tetapi, para pejabat Fed dalam Federal Open Market Committee sejauh ini juga masih akan menunggu faktor lainnya, yakni data Consumer Prices Index (CPI) atau inflasi tingkat konsumen AS menyusul data pertumbuhan ekonomi awal AS yang menunjukkan penurunan menjadi 2.1% di kuartal lalu dari laporan 2.4%. Indikator inflasi AS yang sangat diawasi ini kemungkinan akan menggambarkan pertumbuhan harga yang lebih moderat yang diinginkan oleh Federal Reserve untuk tetap berlanjut.
Indeks harga konsumen secara menyeluruh dan inti bulanan AS diperkirakan menjadi 0,6% pada bulan Agustus, meningkat dari laporan dengan angka yang sama selama dua bulan berturut-turut, 0.2%. Sementara itu, CPI Inti, yang tidak termasuk biaya pangan dan energi, diperkirakan stabil di angka 0.2%, para ekonomi dan pejabat Federal Reserve menganggap indeks inti ini sebagai indikator yang lebih baik untuk mengukur inflasi yang mendasari.
Data CPI kali ini juga akan menjadi parameter lainnya pasar apakah siklus pengetatan agresif Federal Reserve, setelah kenaikan suku bunga 25 basis poin terbaru pada Juli, dapat membantu meredam inflasi atau Powell hanya menahan suku bunga pada pertemuan Fed di September mendatang.
Jika, data inflasi AS baik dalam basis bulanan atau tahunan dan inflasi inti AS sesuai dengan perkiraan, atau di atas perkiraan pasar, maka ini akan menjadi pemicu lainnya yang semakin meningkatkan ekspektasi pasar atas kenaikan suku bunga oleh Fed pada September mendatang. Sehingga, dengan skenario ini akan menopang dolar AS melanjutkan kenaikan. Karena dengan kenaikan inflasi konsumen akan menjadi “Pekerjaan Rumah” besar bagi The Fed untuk mempertimbangkan langkah suku bunga selanjutnya.
Imbasnya, proyeksi kenaikan suku bunga ini juga dipastikan akan membuat imbal hasil (yield) obligasi AS akan kembali menguat yang saat ini berada di atas 4%. Seperti yang diketahui, kenaikan yield obligasi AS ini akan memengaruhi pergerakan dolar AS yang belakangan ini banyak bertopang pada pasar obligasi. Kondisi ini akan membuat investor akan beralih ke aset yang lebih menguntungkan seperti pasar obligasi yang memiliki imbal hasil dibandingkan aset lainnya seperti emas yang tidak memiliki imbal hasil dan pasar forex yang lebih cenderung memiliki risiko.