JAVAFX – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS), West Texas Intermediate (WTI), merosot di bawah $70 per barel pada awal perdagangan sesi New York di hari Selasa (03/08/2021). Ini merupakan penurunan kedua setelah di perdagangan kemarin berakhir negatif. Aksi jual terjadi dipicu oleh melonjaknya kasus COVID di seluruh dunia, termasuk di AS dan China.
Pada 22:10 WIB, Harga minyak Mentah WTI turun menjadi $69,35, turun 2,81% hari ini, dan Minyak Mentah Brent diperdagangkan pada $71,25, turun 2,21%.
Harga minyak mengawali perdagangan di bulan Agustus dengan kerugian di hari Senin. Tercatat harga anjlok lebih dari 3 % karena kasus varian Delta di dunia terus meningkat. Varian Delta dikabarkan telah menyebar ke 32 provinsi Cina dalam dua minggu terakhir, menunjukkan penyebaran yang cepat.
Disisi lain, data ekonomi dari China juga menunjukkan angka ekspansi di sektor manufaktur yang terlemah dalam 15 bulan, menurut Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Umum (PMI) Caixin China.
Pasar sebetulnya telah berusaha melepaskan diri dari tekanan aksi jual sejak hari Senin di hari Selasa, tetapi setelah upaya rebound singkat, harga minyak kembali turun.
Harga minyak mentah di bursa berjangka sempat stabil pada sesi Asia di tengah beberapa perburuan murah yang didorong oleh penurunan lebih dari 3% pada hari Senin, tetapi selera beli yang sedikit dengan cepat habis.
Kekhawatiran atas lonjakan global Covid-19 yang terus berlanjut yang dipimpin oleh tercurinya arus permintaan minyak akibat meledaknya varian Delta sekali lagi mendominasi sentiment perdagangan.
AS dan China, dua negara dengan ekonomi teratas dunia yang dianggap telah mengendalikan Covid dengan caranya sendiri, kini justru menghadapi lonjakan kasus yang mengancam yang dipimpin oleh jenis Delta yang lebih menular.
Pada hari Selasa, ibu kota China, Beijing, menutup beberapa jaringan transportasi karena varian yang lebih menular menyebar ke kota-kota, sementara di AS, seorang profesor kedokteran mengatakan bahwa varian Delta “telah mengubah permainan.”
Investor sekali lagi terpaksa mempertimbangkan risiko konsumsi mengingat penyebaran varian delta coronavirus yang terus berlanjut. Dengan mempertimbangkan kebijakan OPEC+ saat ini untuk meningkatkan produksi, pasar sekali lagi khawatir apakah pertumbuhan permintaan akan mengikuti perkiraan lintasan naik yang diharapkan oleh IEA dan OPEC.