Melania Trump: Kecewa & Sedih dengan Penyerbuan di Gedung Kongres AS

0
44

Ibu negara Amerika Melania Trump hari Senin (11/1) mengatakan ia “kecewa dan sedih” dengan penyerbuan gedung Kongres oleh kerumunan massa pendukung suaminya yang ingin mengubah hasil pemilihan presiden, tetapi juga mengatakan bahwa merupakan hal yang “memalukan” ketika ia menjadi subyek apa yang digambarkannya sebagai “gosip cabul” dan “serangan pribadi yang tidak beralasan.” Dalam pernyataan dari Gedung Putih itu, ibu negara menyampaikan kesedihan atas kematian enam orang terkait kekacauan di Kongres Rabu lalu (6/1), termasuk kematian polisi Kongres Brian Sicknick, dan seorang polisi lainnya, Howard Liebengoog, yang ikut menanggapi kerusuhan di Kongres dan bunuh diri akhir pekan lalu ketika sedang tidak bertugas.

“Bangsa kita sedianya pulih dengan cara beradab,” ujar Melania.

“Jangan salah, saya benar-benar mengutuk aksi kekerasan yang terjadi di gedung Kongres kita.

Aksi kekerasan tidak pernah dapat diterima.” Ia menambahkan, “Saya mengimbau orang-orang untuk menghentikan aksi kekerasan itu, tidak membuat asumsi yang didasarkan pada warna kulit seseorang atau menggunakan ideologi politik sebagai landasan melakukan serangan dan kekejaman.

Kita sedianya saling mendengar satu sama lain, memusatkan perhatian pada apa yang mempersatukan kita, dan mengatasi apa yang memisahkan kita.” Dalam pawai di dekat Gedung Putih pada 6 Januari lalu, Presiden Donald Trump mendorong ribuan pendukungnya untuk bergerak ke Kongres.

Dalam pawai itu ia, sebagaimana yang telah disampaikannya selama berminggu-minggu, menyampaikan kembali tuduhan yang tidak berdasar bahwa ia telah dicurangi dalam pemilu presiden.

Beberapa jam kemudian para pendukungnya menyerbu Kongres.

Trump menyerukan kepada mereka agar “pulang” tetapi juga mengatakan, “Kami mencintai Anda, Anda sangat spesial.” Setelah polisi memulihkan ketertiban di Kongres, Kamis dini hari (7/1) para anggota parlemen mengesahkan perolehan kursi elektoral Joe Biden dari Partai Demokrat, yang akan dilantik sebagai presiden ke-46 Amerika pada tanggal 20 Januari nanti.

Ibu negara pada hari Senin juga mengecam mereka yang mempertanyakan mengapa ia bungkam tentang aksi kekerasan di Kongres, hingga saat ini.

“Saya merasa memalukan, di tengah-tengah peristiwa tragis ini ada gosip-gosip cabul, serangan pribadi yang tidak berdasar, dan tuduhan palsu yang menyesatkan terhadap saya, dari orang-orang yang ingin menjadi relevan dan memiliki agenda,” ujarnya.

“Saat ini semata-mata tentang memulihkan negara dan warga negara kita.

Saat ini seharusnya tidak digunakan untuk keuntungan pribadi,” tambah Melania.

Melania tampaknya mengarahkan pernyataannya sedikitnya pada Stephanie Winston Wolkoff, mantan penasehat dan temannya yang akhir pekan lalu menulis artikel di Daily Beast bahwa Melania telah mendorong suaminya dan bahwa “tangannya juga berlumuran darah.” Melania Trump juga tampaknya mengucapkan selamat tinggal pada Gedung Putih sebelum masa jabatan suaminya berakhir 20 Januari nanti.

“Merupakan suatu kehormatan seumur hidup bagi saya dapat menjadi Ibu Negara,” ujarnya.

“Saya ingin menyampaikan terima kasih kepada jutaan warga Amerika yang mendukung suami saya dan saya selama empat tahun terakhir ini, dan menunjukkan dampak luar biasa dari semangat Amerika.

Saya berterima kasih karena diperkenankan memberi pelayanan di platform yang saya sukai.” Presiden Trump hari Senin memerintahkan untuk menurunkan bendera Amerika menjadi setengah tiang hingga Rabu nanti (13/1) untuk menghormati Sicknick dan Liebengood.