Massa penentang kudeta militer Myanmar berjanji akan terus menggelar aksi unjuk rasa damai, Selasa, meskipun otoritas setempat melarang adanya acara kumpul-kumpul dalam jumlah besar, serta memberlakukan jam malam, dan menutup jalan-jalan utama.
Ribuan warga Myanmar, termasuk tenaga kesehatan, pegawai negeri, dan buruh pabrik, turun ke jalan beberapa hari setelah militer mengkudeta pemerintah yang terpilih secara demokratis pada 1 Februari 2021.
Kudeta militer dan penangkapan penasihat negara Aung San Suu Kyi mendorong massa menggelar unjuk rasa serta melakukan aksi pembangkangan sipil yang berdampak pada layanan di rumah sakit, sekolah, serta kantor-kantor pemerintah di Myanmar, negara dengan populasi 53 juta jiwa.
Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing, yang saat ini naik sebagai penguasa tertinggi, berjanji akan segera menggelar pemilihan umum.