Mantan Wapres AS Mike Pence Luncurkan Pencapresan, Kecam Trump

0
71

Mantan Wakil Presiden AS Mike Pence memulai pencapresannya hari Rabu (7/6) dengan kecaman keras terhadap mantan Presiden Donald Trump.

Ia menuduh pasangannya dalam dua pilpres terakhir mengabaikan prinsip-prinsip konservatif dan lalai menjalankan tugasnya pada 6 Januari 2021, ketika terjadinya penyerbuan ke gedung Kongres AS.

Pence, yang meluncurkan kampanye pilpresnya di pinggiran kota Des Moines, menjadi wakil presiden AS pertama dalam sejarah modern Amerika yang bersaing dengan presiden pasangannya sendiri.

Ia mengatakan, Trump mendiskualifikasi dirinya sendiri ketika berkeras bahwa Pence memiliki wewenang untuk mempertahankan kursi kepresidenannya – meski itu tidak benar.

Trump, katanya, “membahayakan keluarga saya dan semua orang di Capitol,” pada tanggal 6 Januari.

“Namun rakyat Amerika berhak tahu bahwa pada hari itu, Presiden Trump juga meminta saya memilih antara dirinya atau Konstitusi kita.

Kini pemilih akan menghadapi pilihan yang sama.” “Saya percaya, siapa pun yang menempatkan dirinya di atas Konstitusi tidak boleh menjadi presiden Amerika Serikat, dan siapa pun yang meminta orang lain menempatkan diri mereka di atas Konstitusi tidak boleh menjadi presiden Amerika Serikat lagi,” ungkapnya.

Pence menghabiskan sebagian besar waktunya selama dua setengah tahun terakhir dengan mengkritik Trump secara tidak langsung, mencoba mengendalikan masa depan politiknya di dalam partai yang sudah diubah oleh citra Trump.

Akan tetapi pada hari Rabu, ketika ia berbicara di hadapan pemilih untuk pertama kalinya sebagai seorang kandidat capres, ia tidak menahan diri.

Ia menuduh sang mantan presiden mengabaikan nilai-nilai konservatif yang ia pegang, termasuk dalam isu aborsi.

Trump menolak mengatakan batasan aborsi sejauh apa yang ia dukung secara nasional.

Trump juga menyalahkan retorika para kandidat yang ia restui dalam persaingan pemilu paruh waktu November lalu atas kekalahan mereka sendiri.

Peluncuran Pencapresan Melalui Video Mantan Wakil Presiden AS Mike Pence berjanji, “hari-hari terbaik negara terbesar di dunia ini akan tiba,” dalam sebuah video yang dirilis hari Rabu (7/6), untuk secara resmi meluncurkan kampanye pemilihan presidennya.

“Masa yang berbeda memerlukan kepemimpinan yang berbeda,” kata Pence, yang menjabat wakil presiden semasa kepemimpinan Donald Trump dulu, dalam video yang dirilis Fox News dan Twitter beberapa jam sebelum acara peluncuran kampanyenya di kota Des Moines.

“Hari ini partai dan negara kita membutuhkan sosok seorang pemimpin yang, seperti kata Lincoln, akan menarik sifat-sifat yang baik.” Meskipun akan “lebih mudah untuk berdiam diri dan menjadi penonton,” ungkapnya, “saya tidak dibesarkan seperti itu.

Itu sebabnya hari ini, di hadapan Tuhan dan keluarga saya, saya mengumumkan pencalonan diri saya untuk menjadi presiden Amerika Serikat.” Dengan pengumuman Pence, bursa capres Partai Republik sudah semakin pasti.

Di dalamnya ada Trump, yang memimpin jajak pendapat, Gubernur Florida Ron DeSantis, yang masih ada di ranking kedua survei, mentan Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley, Senator South Carolina Tim Scott, mantan Gubernur New Jersey Chris Christie, mantan Gubernur Arkansas Asa Hutchinson, dan Gubernur North Dakota Doug Burgum, yang sama-sama mengumumkan pencapresannya hari Rabu.

Pence menggantungkan harapannya pada Iowa ketika meluncurkan kampanye pilpres, yang akan membuatnya menjadi wakil presiden pertama dalam sejarah modern Amerika yang berhadapan langsung dengan mantan bosnya.

Kampanye Pence juga akan menguji apakah Partai Republik masih berselera pada kandidat yang konservatif secara sosial, santun, dan sangat religius, yang mengancam gelombang populis yang menyapu partainya di bawah Trump.

Pencapresannya juga akan menunjukkan apakah Pence masih memiliki masa depan di dunia politik setelah peristiwa penyerbuan gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021, ketika sebagian besar pemilih Republik masih percaya pada kebohongan Trump bahwa pemilu 2020 dicurangi dan Pence memiliki wewenang untuk menolak hasil pemilu yang dimenangkan Joe Biden dari Partai Demokrat.

Pence dan para penasihatnya memandang Iowa, yang akan menjadi negara bagian pertama yang melakukan pemungutan suara dalam kalendar primary alias pemilu awal Partai Republik, sebagai kunci utama untuk mendapatkan tiket capres Partai Republik.

Pemilih Iowa mencakup sekelompok besar umat Kristen injili, yang dinilai sebagain konstituen alami Pence, seorang konservatif sosial yang mendukung larangan aborsi secara nasional dan kerap membahas keyakinannya.

Mereka juga menganggap Pence, yang menjadi gubernur dan mewakili Indiana di Kongres, memiliki kepribadian yang baik dan cocok dengan negara bagian di tengah AS itu.

Akan tetapi, Pence harus menghadapi tantangan yang terjal.

Ia memasuki bursa kandidat capres Partai Republik sebagai salah satu sosok yang paling familiar di mata pemilih.

Namun, Pence – yang dinilai kritikus Trump terlibat dalam tindakan-tindakan Trump yang paling tidak dapat dibenarkan, dan difitnah oleh loyalis Trump sebagai pengkhianat – juga memiliki peringkat ketidakpopuleran yang tinggi.

Jajak pendapat CNN yang dilakukan bulan lalu menemukan bahwa 45% pendukung Partai Republik dan pemilih independen yang lebih cenderung memilih Partai Republik mengatakan bahwa mereka tidak akan pernah mendukung Pence.

Hanya 16% yang mengatakan hal serupa tentang Trump.

Popularitas Pence juga turun di Iowa, menurut jajak pendapat The Des Moines Register/Mediacom Iowa Poll.