Mantan Ajudan Trump, Steve Bannon, Bersedia Bersaksi Terkait 6 Januari

0
69
Real estate tycoon Donald Trump flashes the thumbs-up as he arrives on stage for the start of the prime time Republican presidential debate on August 6, 2015 at the Quicken Loans Arena in Cleveland, Ohio. AFP PHOTO/MANDEL NGAN / AFP / MANDEL NGAN (Photo credit should read MANDEL NGAN/AFP/Getty Images)

Steve Bannon, mantan penasihat Donald Trump, memberitahu panel Kongres yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol, bahwa ia siap memberi kesaksian.

Perubahan sikap itu diambil hanya beberapa hari sebelum ia dijadwalkan untuk diadili karena menghina Kongres.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada komite itu yang dilihat oleh Reuters, pengacara Bannon, Robert Costello, menulis bahwa mantan ajudan presiden Trump itu akan mengesampingkan klaim hak kerahasiaan eksekutif yang pernah dijadikan dasar oleh Bannon untuk menolak hadir di hadapan komite.

Hak kerahasiaan eksekutif adalah kewenangan yang dimiliki Presiden dan para pejabat lain dalam cabang eksekutif untuk merahasiakan beberapa komunikasi tertentu dari pengadilan dan cabang legislatif.

Dalam sebuah surat yang dikirim oleh Trump kepada Bannon yang dilihat oleh Reuters, Trump mengatakan ia mengesampingkan hak kerahasiaan eksekutif karena ia “melihat betapa tidak adilnya kamu dan lainnya diperlakukan.” Bannon adalah tokoh penting dalam lingkaran media sayap kanan yang pernah menjabat sebagai kepala strategis untuk Trump pada 2017.

Ia sedianya akan disidang pada 18 Juli atas dua dakwaan kriminal karena menolak bersaksi atau menyediakan dokumen.

Surat dari pengacara itu mengatakan Bannon lebih memilih untuk bersaksi secara terbuka.

Tapi, Zoe Lofgren, anggota komite dari Partai Demokrat, mengatakan kepada CNN bahwa biasanya komite itu mengumpulkan informasi secara tertutup.

Panel DPR itu akan mengadakan sesi terbuka pada Selasa (12/7) dan Kamis (14/7) pekan ini.