Malaysia akan mengangkat isu Myanmar pada Pertemuan Khusus Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN-India yang dijadwalkan berlangsung pada 16 dan 17 Juni di New Delhi, kata Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah.
Ia mengatakan di antara hal-hal yang akan disorot dalam pertemuan informal dengan para menlu lainnya adalah Konsensus Lima Poin, termasuk bantuan kemanusiaan ke Myanmar.
“Saya menyarankan para menteri luar negeri ASEAN untuk berpikir serius dan mendalam tentang metode baru dan kreatif yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah di Myanmar, termasuk bagaimana menerapkan Konsensus Lima Poin sepenuhnya karena sifatnya umum, kita harus detail dan memiliki peta jalan yang jelas,” kata Saifuddin seperti dikutip Bernama, Minggu.
“Kemudian kita harus mengevaluasi apakah ASEAN bisa menerapkannya atau tidak, kalau kita mau minta bantuan, kita harus putuskan … ada negara-negara dialog jadi kita pilih negara mana yang akan dimintai bantuan,” katanya dalam konferensi pers.
Saifuddin mengatakan pihaknya juga akan menyoroti masalah pengiriman bantuan kemanusiaan ke Myanmar agar dilakukan secara adil, merata dan tanpa diskriminasi.
Masalah Myanmar serius dan perlu segera diselesaikan karena jumlah pengungsi dan kematian meningkat, ujar dia.
“Kami tekankan kepada Myanmar bahwa masalah yang terjadi tidak ada lagi masalah internal karena orang-orang mereka telah melarikan diri dan mulai membebani orang lain, 1,2 juta orang berada di Bangladesh, sekitar 150.000 di Malaysia dan angka itu tidak tetap,” katanya.
Ia juga menginformasikan bahwa beberapa negara telah menyatakan kesiapan untuk menerima lebih banyak pengungsi Myanmar di Malaysia untuk dimukimkan kembali.
“Pemukiman kembali sebelumnya sempat terganggu karena COVID-19 dan ada satu atau dua negara besar yang bersedia meningkatkan penerimaan pengungsi dibandingkan sebelum COVID-19,” ujar dia tanpa menyebut negara yang dimaksud.