JAVAFX – Harga emas kembali jatuh ke level terendahnya tahun ini pada hari Kamis (02/05), dimana penurunan pada bulan April dan sekarang telah mengembalikan keuntungan mereka untuk tahun ini, meski mereka masih bisa naik 20% pada tahun 2019.
Di hari Kamis, harga berakhir di $ 1.272, mencatatkan penurunan sebesar 0,7% pada tahun ini. Sepanjang bulan April, harga turun 1% dimana ini tercatat sebagai penurunan bulanan ketiga berturut-turut.
Pada 2019, aliran modal telah mengalir ke bursa saham, Obligasi AS, dan baru-baru ini kembali ke dolar AS. Setelah emas naik awal tahun ini, para investor menabrak dinding pasar dan membunyikan sinyal penurunan harga emas di $ 1.375 per ounce. Ini merupakan penghalang kuat harga emas saat ini. Terbukti benturan harga sangat keras, sehingga modal menemukan jalannya ke kelas aset defensif lainnya.
Tahun ini, indeks saham patokan A.S. telah naik – S&P 500 dan Nasdaq baru-baru ini mencapai rekor – disaat dolar AS telah menguat. Namun, dengan harga kurang dari $ 1.300, emas mendapati dirinya dalam posisi tarik ulur . Secara optimis, sejumlah bank besar memperkirakan harga emas bisa mencapai $1350 hingga $1400 di tahun ini, bahkan Investing Haven memperkirakan bisa naik ke $ 1.550.
Peluang kenaikan harga emas bisa juga memanfaatkan penguatan Euro. Mata uang tunggal Eropa ini dalam perdagangan EURUSD harus berubah menguntungkan. Euro yang lebih kuat, secara relatif terhadap greenback, akan membuat emas lebih terjangkau dalam mata uang itu. Dimana tingkat yang lebih rendah akan membuatnya lebih menarik dibandingkan obligasi A.S. dan lebih banyak spekulan akan memberikan tekanan pada harga. Ketiganya telah menunjukkan tanda-tanda bahwa mereka dapat meningkatkan emas pada tahun 2019 nanti. Inflasi yang lebih tinggi akan membantu lebih lanjut.
Sebagai catatan, pada kuartal pertama, permintaan global untuk emas naik menjadi 1.053,3 metrik ton, 7% di atas tingkat tahun sebelumnya, menurut laporan World Gold Council (Dewan Emas Dunia) yang dirilis Kamis. Investor global menambahkan 40,3 metrik ton ke kepemilikan dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas pada periode itu, 49% lebih tinggi dari pada rentang 2018 yang sama.
Permintaan pasar berkembang untuk investasi dan perhiasan yang terkait dengan emas adalah di antara sejumlah faktor kunci yang mempengaruhi harga emas. Pergerakan indek dolar AS, pasar ekuitas AS, dan potensi resesi juga merupakan pengaruh besar.
Emas telah diperdagangkan dalam kisaran sempit, dengan berosilasi sekitar harga $ 1.250 per ons sejak musim semi 2013. Dalam jangka pendek, harga masih akan naik turun dengan kisaran $100, dengan kata lain potensi kenaikan bisa mengarahkan ke $1350 dan sebaliknya, upaya koreksi akan membentang hingga setidaknya ke $1250. Kisaran ini setidaknya masih akan berlaku dalam 18 bulan kedepan.
Untuk saat ini, emas mungkin melihat penurunan lebih lanjut, mengingat bahwa itu memasuki periode lemah musiman untuk logam mulia, dengan Juni di antara bulan-bulan terburuk tahun ini. Dorongan liar adalah kebijakan moneter bank sentral, dengan perubahan kebijakan yang tak terduga berpotensi memicu aksi jual tajam di euro, yang dapat menyebabkan lebih banyak kelemahan dalam emas.
Pun demikian, emas bisa membangun energi selama musim panas. Dimana setiap terobosan memungkinkan logam mulia naik tajam pada periode Oktober – November, membuka jalan hinga $ 1.550. (WK)