JAVAFX – Analisa fundamental di hari Kamis(23/11/2017), libur Thanksgiving jadi momen emas menerobos level psikologis emas di $1300 pertroy ounce pada perdagangan Kamis ini dengan bantuan juga ada kebingungan pejabat the Fed yang bingung menghadapi masa depan kenaikan suku bunga the Fed di tahun depan.
Seperti kita ketahui situasi politik di Jerman, Korea Utara serta kurang mantapnya data-data ekonomi AS dan hasil Fed minutes sehingga membuat greenback mengalami tekanan yang begitu sempurna oleh emas, sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $9,90 atau 0,77% di level $1291,60 pertroy ounce.
Tren pergerakan emas semalam seakan memberitahu ke publik bahwa emas tersebut sepatutnya harus alami penguatan jelang the Fed menaikkan suku bunganya dan proyeksi selanjutnya di tahun depan bagaimana suku bunga kelanjutan kenaikannya. Jujur bahwa hasil dari Fed minutes membuat banyak kalangan sedikit merubah strategi perdagangannya terhadap mata uang AS dan emas, karena the Fed sendiri sepertinya masih belum ada kepastian berapa kali tahun depan suku bunga akan naik.
Sebelumnya pasar diberi isyarat oleh the Fed bahwa Fed fund rate akan naik 3 kali, namun karena pejabat the Fed yang ikut rapat suku bunga awal bulan lalu tetnyata juga bingung menghadapi inflasi yang sangat sulit untuk naik, maka dapat dipastikan bahwa suku bunga the Fed juga makin hati-hati kenaikannya. Sehingga hal ini belum tentu akan naik 3 kali yang selama ini diserukan pihak the Fed. Namun bila ditshsn dengan level rendah suku bunganya, maka akan ada penggelembungan aset yang akan terjadi, dan hal ini juga tidak bagus bila ada kondisi ekonomi yang mengarah ke resesi.
Beberapa ekonom global sendiri menyatakan bahwa suku bunga the Fed memang sebaiknya masih harus naik 3 kali lagi karena sisi laju pertumbuhan yang snagat kuat dengan dukungan lapangan kerja AS yang makin ketat, tentu membawa pengaruh bahwa kegiatan ekonomi AS memang sedang memanas, sehingga butuh peredaman dengan kenaikan suku bunga tersebut.
Dengan tidak memasukkan parameter harga minyak yang terus naik dan reformasi pajak yang masih belum jelas, laju pertumbuhan ekonomi AS masih akan diatas 3% ditahun depan, ini semua juga diuntungkan oleh pertumbuhan global yang juga membaik. Inflasi inti AS 1,3% hingga 1,6% terakhir, angka tersebut masih diatas tingkat suku bunga the Fed setelah Desember nanti yang rencananya akan naik 1,25% hingga 1,5%, sehingga kami perkirakan juga sebelum berakhirnya kuartal pertama 2018 maka suku bunga bisa naik lagi 25 bps.
Hari ini pasar keuangan AS sedang libur Thanksgiving, isyarat awal bagi musim belanja AS sebelum libur akhir tahun. Jikalau musim belanja akhir pekan ini semarak, maka sisi daya beli konsumen AS dipercaya masih akan tumbuh lagi di tahun depan, dan itu pertanda juga bahwa emas juga harus melemah.
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg
Sumber gambar: CNBC