Ledakan Produksi Minyak, Imbangi Potensi Kenaikan Harga

0
104
Oil rig and support vessel on offshore area. Blue sky background

JAVAFX – Sebagaimana pemberitaan sebelumnya, bahwa produksi minyak AS melonjak hampir 600.000 barel per hari (bph) pada Agustus, data pemerintah yang dipublikasikan Kamis kemarin bahkan menunjukkan pencapaian rekor sebesar 12,4 juta. Sementara itu, survei Reuters tentang produksi OPEC menunjukkan produksi naik 690.000 barel per hari pada Oktober. Peningkatan pasokan AS dan OPEC ini memadamkan harapan kenaikan harga minyak.

Terlebih lagi, pukulan lebih lanjut bagi yang mengharapkan kenaikan harga adalah akan lebih banyak berita buruk di depan yang bersumber dari data-data ekonomi makro. Sebuah kebingungan pembaruan pabrik global menunjukkan sektor ini tetap berada dalam kelesuan. Salah satunya adalah data aktivitas pabrikan China yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Kamis. Hal ini menimbulkan keraguan tentang apakah AS dan China akan mencapai kesepakatan perdagangan konklusif  pada akhir bulan ini.

Harga minyak mentah internasional, Brent diperdagangkan pada $ 60,42 per barel Jumat sore, naik sekitar 1,3%, sementara West Texas Intermediate (WTI) AS di $ 55,02, lebih dari 1,6% lebih tinggi. Kenaikan harga minyak terjadi tak lama setelah kenaikan tak terduga dalam aktivitas manufaktur China pada hari Jumat mendorong sentimen pasar. Meskipun demikian, minyak mentah berjangka tetap di jalurnya untuk mencatat kerugian mingguan. Harga minyak mentah Brent telah turun hampir 20% sejak puncak April, sementara harga WTI turun lebih dari 15% dibandingkan periode yang sama.

Data yang mengkhawatirkan dari China, yang mengungkapkan bahwa aktivitas pabrik turun selama enam bulan berturut-turut sementara sektor layanannya juga terus menderita, berarti bahwa stimulus lain dari Beijing kemungkinan akan dicoba untuk menopang pertumbuhan. Kita bisa mengharapkan harga tetap pada level yang sama pada akhir minggu karena investor menunggu perkembangan lebih lanjut.

Akhir bulan lalu, analis di Goldman Sachs memperkirakan beberapa risiko terbalik terhadap perkiraan akhir tahun bank investasi AS sebesar $ 62 per barel, karena angin sakal dari lindung nilai produsen AS dan kenaikan tarif pengiriman baru-baru ini memudar. (WK)