Ledakan terjadi di luar sebuah masjid di Kota Herat, Afghanistan barat, pada Jumat dan menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk seorang ulama terkenal yang pro Taliban.
“18 tewas dan 23 terluka,” kata juru bicara kementerian dalam negeri Taliban, Abdul Nafi Takor, kepada Reuters.
Juru bicara kepolisian Herat, Mahmood Rasoli, mengatakan ulama pendukung Taliban, Mujib Rahman Ansari, termasuk di antara korban jiwa beserta beberapa pengawalnya dan warga sipil yang tewas saat mereka mendekati masjid untuk menjalankan shalat Jumat.
Jaringan media Al Jazeera, yang mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, mengatakan 28 orang tewas dan 45 terluka akibat insiden tersebut.
Tidak ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.
Juru bicara Taliban, Zabiullah Mujahid, di Twitter menyatakan “belasungkawa mendalam” atas kematian Ansari dan mengatakan penyerangnya akan dihukum.
Mujib Rahman Ansari pada akhir Juni bersuara keras membela Taliban di sebuah pertemuan akbar yang dihadiri ribuan ulama dan tetua.
Pada acara yang diselenggarakan Taliban tersebut, Ansari mengutuk pihak-pihak yang menentang pemerintahan Taliban.
Taliban mengatakan pemerintahannya telah meningkatkan keamanan sejak mengambil alih kekuasaan di Afghanistan sekitar setahun yang lalu.
Namun, beberapa ledakan terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir, yang sejumlah di antaranya menargetkan masjid-masjid yang sibuk ketika waktu shalat.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyuarakan keprihatinan tentang peningkatan jumlah serangan.
Cabang lokal ISIS telah mengeklaim sebagai pelaku beberapa peledakan.
Sedikitnya 10 tewas, 40 terluka dalam ledakan masjid Afghanistan