Sebuah ledakan yang menghancurkan sebuah masjid di Kabul saat jamaah melaksanakan shalat pada Rabu malam menewaskan 21 orang, kata kepolisian di ibu kota Afghanistan itu, Kamis.
Sebanyak 33 orang lainnya terluka dalam ledakan tersebut.
Sejumlah saksi mengatakan ledakan besar itu terdengar di kawasan utara Kabul dan menghancurkan kaca jendela gedung-gedung yang ada di sekitarnya.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab dan pihak berwenang belum memberikan pernyataan ke publik tentang siapa dalang di balik insiden itu.
Pemerintah Taliban mengatakan mereka tengah memulihkan kondisi keamanan di negara yang tercabik oleh perang tersebut.
Tingkat kekerasan menurun sejak kelompok militan itu mengambil alih kekuasaan dari pemerintah Afghanistan dukungan AS satu tahun lalu.
Namun, sejumlah serangan besar–beberapa di antaranya diklaim oleh ISIS sebagai perbuatan mereka–telah terjadi di pusat-pusat kota dalam beberapa bulan belakangan.
Emergency Hospital, rumah sakit darurat yang dijalankan LSM Italia yang menangani korban perang, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya telah merawat 27 orang, lima di antaranya anak-anak, yang terluka dalam peristiwa itu.
Dua orang sudah meninggal saat tiba di RS dan seorang lagi meninggal di ruang darurat, kata direktur Emergency Afghanistan Stefano Sozza.
Pada Agustus, RS tersebut merawat 80 pasien yang menjadi korban dari enam peristiwa yang berbeda, termasuk insiden ledakan dan penembakan massal.
“Negara ini menderita konsekuensi dari konflik berkepanjangan yang merusak masa depannya,” kata Sozza.