Lanjutan Penguatan Harga Minyak Dipertanyakan Lebih Kembali

0
10827

JAVAFX – Berita komoditas di hari Kamis(2/11/2017), lanjutan penguatan harga minyak dipertanyakan kembali pada perdagangan sore hari ini setelah OPEC membatasi produksi minyaknya akan terus mendapatkan perlawanan dari peningkatan produksi minyak AS.

Sebetulnya pasar khawatir dengan disparitas antara Brent dengan WTI mendekati angka $7 perbarel sehingga seperti kita ketahui di minggu ini seusai laporan EIA semalam bahwa eksplorasi produksi minyak mentah AS juga kembali meningkat 46 ribu bph menjadi 9,553 juta bph, tak jauh dari rekor produksi tertingginya di Juni 2015 dengan angka produksi 9,61 juta bph.

EIA juga melaporkan bahwa ekspor minyak AS rata-rata dalam 4 minggu terakhir sekitar 1,7 juta bph serta kapasitas terpasang produksi pengolahan minyak mentah atau refinary AS naik 4,3% dibanding bulan sebelumnya. Untuk persediaan minyak mentah AS menurut EIA mengalami penurunan sebesar 2,4 juta barel di minggu lalu. Minyak bensin persediaannya juga turun sebesar 4 juta barel, minyak solar serta minyak pemanas persediaannya turun 320 ribu barel.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,01 atau 0,02% di level $54,31 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang menguat $0,10 atau 0,17% di harga $60,59 per barel.

Sejauh ini, kondisi minyak Brent telah mengalami peningkatan sebesar 35% sejak posisi terendahnya pada Juni lalu. Sedangkan minyak WTI juga mengalami peningkatan sekitar 30% semenjak posisi terendahnya di Juni tahun ini juga. Untuk kesekian kali, pasar juga dibuat bingung dimana posisi produksi minyak AS terus meningkat namun beruntung OPEC dengan komitmen pemangkasan produksi minyak bersama Rusia dengan 11 negara produsen minyak non-OPEC, nampaknya membatasi gerakan jual di pasar komoditi minyak di 2 minggu perdagangan ini.

Sebelumnya minyak Brent mengalami peningkatan tajam serta bertahan di level tertinggi 2 tahunnya setelah putera mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menyatakan bahwa kerajaan akan sangat mendukung keinginannya agar harga tetap berada di level tinggi dengan mempertahankan posisi pasokan dan produksi yang dapat menyeimbangkan pasar.

Sedangkan Vladimir Putin awal bulan ini juga menyatakan bahwa Rusia juga akan senada dengan Arab Saudi tentang penjagaan pasokan minyak dunia. Sejauh ini tingkat kepatuhan pemangkasan produksi minyak OPEC dan 11 negara lainnya, meningkat dari 86% menjadi 92%, dan peningkatan kepatuhan ini sedikit banyak dipengaruhi oleh konflik di Kurdi. Sejauh ini pula, Sekjen OPEC Mohammad Barkindo juga menyampaikan pesan ke publik bahwa Arab Saudi dan Rusia ingin mengakhiri kesepakatan pemangkasan produksi minyak sepanjang tahun depan.

Dilaporkan juga bahwa tingkat kepatuhan pemangkasan produksi minyak OPEC dan 11 negara lainnya, meningkat dari 86% menjadi 92%, dan peningkatan kepatuhan ini sedikit banyak dipengaruhi oleh konflik di Kurdi. Produksi OPEC turun 80 ribu bph menjadi 32,78 juta bph sedangkan produksi minyak Rusia masih 300 ribu bph dibawah target semestinya 11,247 juta bph.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: DowJones Newswire