JAVAFX – Kepala ekonom ECB Philip Lane pada hari Jumat (11/9) mengatakan bahwa Inflasi akan terus menggoyahkan target Bank Sentral Eropa (ECB) untuk tahun-tahun mendatang dan euro yang kuat akan semakin mengurangi tekanan harga.
Menulis dalam posting blog sehari setelah ECB membiarkan kebijakannya tidak berubah dan mengambil pandangan yang tidak terduga tentang pertumbuhan dan inflasi, Lane memperingatkan bahwa dampak deflasi dari resesi bersejarah hanya diimbangi sebagian.
Bank Sentral Eropa (ECB) pada hari ini, Kamis 10 September 2020, menetapkan kebijakan moneter untuk tidak merubah suku bunga pada level 0% dan berkomitmen untuk membeli lebih dari 1.35 triliun EUR obligasi pemerintah hingga Juni 2021 di bawah Program Pembelian Emergensi Pandemic.
Komentar Lane bahwa lebih banyak data dalam beberapa bulan mendatang akan membantu mengkalibrasi kebijakan juga dapat memperkuat ekspektasi pasar bahwa ECB akan memperluas Program Pembelian Darurat Pandemi 1,35 triliun euro ($1,6 triliun) akhir tahun ini.
“Inflasi masih jauh di bawah tujuan dan hanya ada kemajuan sebagian dalam memerangi dampak negatif pandemi pada dinamika inflasi yang diproyeksikan,” kata Lane dalam posting blog.
Lane mengatakan inflasi bisa tetap negatif selama sisa tahun ini tetapi juga mencatat bahwa angka untuk Agustus, yang termasuk penurunan besar yang tidak terduga dalam inflasi yang mendasarinya, terdistorsi.
Namun, dia menunjuk pada dampak dari penguatan euro sebagai faktor lain yang akan menghambat harga.
“Apresiasi nilai tukar euro baru-baru ini mengurangi prospek inflasi. Inflasi utama diperkirakan akan tetap rendah secara terus-menerus selama jangka menengah, meskipun secara bertahap meningkat di atas cakrawala proyeksi,” jelas Lane.
Presiden ECB Christine Lagarde berpendapat pada hari Kamis bahwa euro akan “dipantau dengan hati-hati”, sebuah pernyataan yang mengecewakan bagi banyak orang, yang mengharapkan komentar yang lebih kuat untuk membicarakan mata uang.
($1 = 0,8450 euro)
