Gedung Putih, Kamis (22/7), mengatakan vaksinasi COVID-19 di negara-negara bagian yang terpukul hebat oleh perebakan luas varian Delta yang menyebar dengan sangat cepat, kini meningkat.
Koordinator Penanganan COVID-19 di Amerika Serikat (AS), Jeff Zients, mengatakan kepada wartawan bahwa warga di beberapa negara bagian dengan proporsi tingkat perebakan virus corona baru tertinggi kini mulai berupaya untuk mendapat vaksinasi COVID-19.
Laju vaksinasi di wilayah-wilayah itu kini lebih tinggi dibanding laju vaksinasi di AS secara keseluruhan.
Para pejabat Amerika merujuk Arkansas, Florida, Louisiana, Missouri dan Nevada sebagai contoh di mana kini terjadi laju vaksinasi yang lebih cepat.
Varian Delta, yang menyebar secara lebih agresif, kini menyumbang sekitar 83 persen kasus baru secara nasional dan menjadi varian yang dominan di setiap wilayah.
Meskipun sejumlah pejabat kesehatan mengingatkan bahwa AS kembali berada di tiitk kritis lain dalam pandemi ini, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) tidak mengubah pedomannya bahwa orang yang sudah divaksinasi penuh tidak perlu lagi mengenakan masker.
Direktur CDC Dr.Rochelle Walensky mengatakan keputusan di tingkat lokal tentang perlu tidaknya mengenakan masker dapat bervariasi, tergantung pada laju vaksinasi dan ada tidaknya lonjakan kasus baru.
Walensky mengatakan risiko terbesar saat ini adalah terhadap orang-orang yang tidak divaksinasi.
“Kami telah secara konsisten dan berulang kali mengatakan, jika Anda tidak divaksinasi, Anda perlu mengenakan masker untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar,” kata Walensky.
Dia menegaskan perlu lebih banyak orang yang divaksinasi untuk menghentikan pandemi ini.
“Jadi secara keseluruhan, rekomendasi CDC tidak berubah.
Orang yang sudah divaksinasi penuh terlindung dari penyakit berat,” imbuhnya.