JAVAFX – Harga minyak naik pada perdagangan di hari Jumat (05/07/2019) karena ketegangan atas Iran dan perpanjangan pengurangan produksi oleh OPEC dan sekutunya. Kenaikan harga minyak terbatasi dengan rilisan data ekonomi yang bernada campuran.
Harga minyak mentah Brent ditutup pada $ 64,23 per barel, naik 93 sen, atau 1,47%. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup di $ 57,51 per barel, naik 17 sen. Sebelumnya, pasar A.S. ditutup pada hari Kamis untuk hari libur nasional.
Kedua jenis minyak mentah yang menjadi tolok ukur ini mengalami penurunan harga dalam kinerja mingguan. Dorongan turun dalam sepekan bersumber dari adanya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global melebihi risiko dari ledakan pasokan. Bahkan minyak mentah Brent harus mencatat kerugian mingguan sebesar 3,3% dan WTI merosot sekitar 1,8%.
Biang keladinya adalah perang dagang antara AS-China yang dianggap bisa mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak. Meski pembicaraan tetap dilanjutkan pekan depan antar kedua negara tersebut dalam upaya untuk mengatasi kebuntuan, namu muncul skeptisme sebagaimana yang sudah-sudah, dimana tidak ada rincian lebih lanjut tentang bagaimana mengakhiri perang tarif ini.
Data ekonomi lainnya yang dirilis adalah angka pesanan industri Jerman turun jauh lebih dari yang diharapkan pada bulan Mei, dan Kementerian Ekonomi mengatakan sektor ekonomi terbesar Eropa ini kemungkinan akan tetap lemah dalam beberapa bulan mendatang.
Sementara data yang paling banyak ditunggu pasar adalah data dari Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pengusaha non-pertanian menambahkan 224.000 pekerjaan bulan lalu, terbesar dalam lima bulan. Namun, pesanan baru untuk barang-barang pabrik AS turun selama dua bulan berturut-turut di bulan Mei, data pemerintah menunjukkan, memicu kekhawatiran ekonomi.
Lembaga Informasi Energi (EIA) AS melaporkan pada hari Rabu penurunan mingguan 1,1 juta barel dalam stok minyak mentah, lebih kecil dari imbang 5 juta barel yang dilaporkan oleh American Petroleum Institute dan kurang dari perkiraan para analis.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan produsen sekutu seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC +, mendukung harga dengan memperluas kesepakatan mereka pada pengurangan pasokan.
Ketegangan di Timur Tengah disisi lain juga menawarkan dukungan, terutama kepada Brent. Brent menilai risiko geopolitik lebih banyak pengaruhnya terhadap pergerakan harga dibandingkan WTI.
Iran mengancam akan menangkap kapal Inggris setelah pasukan Inggris menangkap sebuah kapal tanker Iran di Gibraltar atas tuduhan kapal itu melanggar sanksi Uni Eropa terhadap Suriah. “Jika Inggris tidak melepaskan tanker minyak Iran, itu adalah kewajiban pihak berwenang untuk merebut tanker minyak Inggris,” tulis seorang Komandan Pengawal Revolusi di Twitter.
Sebuah survei Reuters menemukan bahwa produksi minyak OPEC merosot ke level terendah baru lima tahun pada Juni, karena kenaikan pasokan Saudi tidak mengimbangi kerugian di Iran dan Venezuela karena sanksi A.S. dan penghentian lainnya di tempat lain dalam grup. (WK)