Krisis Turki Hadirkan Aksi Safe Haven Dolar AS

0
138
Berita Forex Dolar AS

JAVAFX –Krisis Turki hadirkan aksi safe haven dolar AS pada perdagangan sesi Asia siang ini dimana arah pergerakan ini sebagai upaya investor menangkap sinyal kuat bahwa mata uang AS haruslah mulai menguat ditengah perang tarif yang makin terus memanas.

Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback memberikan tekanan kepada beberapa mata uang utama dunia lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan EURUSD ditutup melemah di level 1,1411, GBPUSD ditutup melemah di level 1,2769, AUDUSD ditutup melemah di level 0,7295 dan USDJPY ditutup melemah di level 110,80.
Dan untuk sementara di pagi ini, EURUSD bergerak di level 1,1383, GBPUSD bergerak di level 1,2758, AUDUSD di level 0,7278 dan yen di level 110,24.

Pound dan mata uang utama dunia lainnya, memang masih bergerak dengan sisi pelemahannya terhadap dolar AS di mana ini merupakan bentuk lanjutan pasar dari pergerakan sebelumnya yang membuat indeks dolar atau greenback menguat cukup besar sebagai upaya investor yang khawatir terhadap masa depan ekonomi Turki pasca tarif baru yang dikenakan Presiden Trump kepada Turki pada akhir pekan lalu.

Tarif baru impor logam Turki ke AS menyebabkan mata uang Lira anjlok dan membuat khawatir investor akan masa depan ekonomi Turki yang konon kabarnya bisa memunculkan aksi gagal bayar dari Turki. Situasi ini membuat pasar sempat panik di mana mata uang euro dan non dolar mengalami aksi jual yang marak apalagi data inflasi AS tercatat terbaik sejak 2008 sehingga dukungan terhadap rencana kenaikan suku bunga the Fed makin besar dan safe haven dolar makin marak.

Beberapa agenda ekonomi AS yang membaik memang sempat membuat mata uang AS mendominasi pergerakan pasar sebelumnya. Bahkan The Fed telah menyingkapkan tabir sinyal kenaikan lebih lanjut dari suku bunganya di pekan lalu. Data ekonomi AS juga mendukung kenaikan tersebut, meskipun Bank of England pekan lalu menaikkan suku bunganya, namun pound gagal menguat karena Mark Carney sedang bimbang melihat masa depan Inggris dalam menghadapi Brexit yang masih belum jelas arah kesepakatannya dengan Uni Eropa jelang perpisahannya tahun depan.

Faktor menantikan kepastian bagaimana langkah selanjutnya dari bank sentral AS dalam menyikapi perkembangan suku bunganya dan situasi perang dagang akan menjadi bahan pertimbangan utama oleh investor untuk melakukan transaksi.

Di sisi lain tekanan datang ke dolar AS bisa muncul kapan saja karena timbul pertanyaan besar terhadap masa depan ekonomi AS ketika tarif baru diterapkan. Jika pertumbuhan AS turun di kuartal ini, maka kenaikan sukubunga the Fed sudah pasti akan ditunda.

(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi