Korea Utara mengatakan pada Sabtu pengujian rudal yang dilakukannya adalah upaya mempertahankan diri dari ancaman langsung militer Amerika Serikat.
Pengujian itu juga tidak membahayakan keselamatan negara-negara tetangga dan kawasan di sekitarnya, kantor berita KCNA melaporkan.
Selama 12 hari hingga pekan ini, Korut telah melakukan enam pengujian rudal, termasuk peluncuran rudal jarak menengah yang melintas di atas Jepang pada Selasa.
“Pengujian rudal kami adalah tindakan pertahanan diri yang normal dan terencana untuk melindungi keamanan negara kami dan perdamaian kawasan dari ancaman langsung militer AS,” kata KCNA, mengutip juru bicara badan penerbangan Korea Utara.
Pengujian rudal tersebut, kata KCNA, dilakukan “dengan pertimbangan penuh pada keselamatan penerbangan sipil terlebih dahulu”.
Pernyataan itu merupakan respons atas komentar Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang mengatakan bahwa peluncuran rudal Korut secara serius mengancam keselamatan penerbangan sipil internasional, kata KCNA.
Menurut kantor berita resmi itu, Kementerian Pertahanan Korut “mengambil pandangan tegas terhadap perkembangan situasi saat ini, yang sangat mengkhawatirkan”, terkait latihan gabungan AS-Korea Selatan yang melibatkan kapal induk bertenaga nuklir USS Ronald Reagan milik AS.
AS dan Korsel menggelar latihan maritim gabungan pada Jumat, sehari setelah Seoul mengerahkan jet-jet tempurnya sebagai reaksi terhadap latihan pengeboman oleh Korut.
AS juga mengumumkan sederet sanksi baru pada Kamis sebagai respons atas peluncuran rudal Korut baru-baru ini.