Korea Utara mengecam pertemuan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang digelar untuk membahas peluncuran rudal negara itu baru-baru ini balistik antarbenua yang baru-baru ini.
Korut mengatakan bahwa Amerika Serikat berupaya menekan DK PBB, kantor berita resmi KCNA melaporkan pada Senin (17/4).
“AS dan para sekutunya akan memaksa pertemuan DK PBB digelar lagi guna membahas isu DPRK (Korea Utara) yang berupaya meningkatkan kapabilitas militer untuk pertahanan diri,” kata pejabat senior Korut Ri Pyong Chol seperti dikutip KCNA.
Ri juga mengatakan pengembangan sejumlah senjata baru oleh Korut tidak melanggar hukum karena ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas pertahanan di tengah “kian meningkatnya ancaman militer dari AS dan masalah keamanan jangka panjang di kawasan.” Pada 13-14 April, militer AS dan Korsel menggelar latihan udara gabungan yang melibatkan pesawat pengebom yang mampu membawa hulu ledak nuklir, kata Ri.
Dia menambahkan bahwa “hal tersebut adalah bukti nyata bahwa ancaman nuklir dan pemerasan terhadap DPRK telah mencapai tahap yang tidak bisa lagi diabaikan.” Pada 13 April, Korut melakukan uji coba peluncuran Hwasong-18, rudal balistik antarbenua (ICBM) jenis baru yang berbahan bakar padat, yang diawasi langsung oleh pemimpin Kim Jong Un.
Hwasong-18 mampu melesat sejauh sekitar 1.000 km dengan ketinggian hingga 3.000 km.
AS, Albania, Prancis, Jepang, Malta, dan Inggris pada 15 April menyerukan digelarnya pertemuan DK PBB pada Senin (17/4) untuk menangani isu terkait peluncuran rudal tersebut.