Korea Utara telah membantah klaim Amerika bahwa negara itu mengirimkan peluru artileri dan amunisi ke Rusia untuk digunakan dalam perangnya melawan Ukraina.
Korea Utara pada Selasa (8/11) menuduh AS berbohong.
Bantahan itu menyusul puluhan uji coba senjata oleh Korea Utara, termasuk rudal-rudal jarak pendek yang kemungkinan berkemampuan nuklir dan sebuah rudal balistik antarbenua yang dapat menarget daratan AS.
Pyongyang mengatakan pihaknya menguji coba rudal dan artileri agar dapat menyerang “tanpa ampun” target-target penting Korea Selatan dan AS jika menghendakinya.
Korea Utara telah mengambil hati sekutu tradisionalnya Rusia dalam beberapa tahun ini, dan bahkan mengisyaratkan tentang pengiriman pekerja untuk membantu membangun kembali daerah-daerah yang diduduki Rusia di Ukraina.
AS telah menuduh Korea Utara, salah satu negara dengan persenjataan paling banyak di dunia, memasok amunisi era Soviet seperti peluru artileri, untuk mengisi kembali cadangan Rusia yang terkuras di Ukraina.
Pekan lalu, Rusia mengirimi pemimpin Korea Utara Kim Jong Un satu kereta penuh berisi 30 kuda ras asli, membuka perbatasan dengan negara tetangganya itu untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun.
Kim gemar sekali berkuda dan media pemerintah kerap memotret ia menunggangi kuda putih yang berlari kencang di jalur pegunungan bersalju.
Kuda-kuda jenis Orlov itu sangat mahal di Rusia.
Juru bicara Far Eastern Railway Rusia memberitahu kantor berita pemerintah pada 2 November bahwa kereta pertama bertolak ke Korea Utara dengan membawa 30 kuda dan kereta berikutnya akan membawa obat-obatan.
Para pakar mengatakan Korea Utara mungkin menginginkan bahan bakar Rusia dan juga alih teknologi serta pasokan yang diperlukan untuk memajukan kemampuan militernya sementara negara itu mengupayakan sistem senjata yang lebih canggih.
Pada September lalu, Korea Utara memulai kembali layanan kereta barangnya dengan China, mitra dagang terbesarnya, mengakhiri jeda selama lima bulan.
Pekan lalu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menuduh Korea Utara diam-diam memasok “sejumlah besar” amunisi yang dikirim ke Rusia.
Ia mengatakan AS yakin Korea Utara sedang berusaha mengaburkan jalur pengiriman itu dengan membuat seolah-olah senjata itu dikirim ke negara-negara di Timur Tengah atau Afrika Utara.
“Kami menganggap langkah AS semacam itu sebagai bagian dari upaya permusuhan untuk mencemari citra Korea Utara di arena internasional,” kata seorang wakil direktur di kantor urusan militer kementerian luar negeri Korea Utara yang tidak disebutkan namanya dalam pernyataan yang dimuat media pemerintah.
“Kami sekali lagi jelaskan bahwa kami tidak pernah melakukan ‘transaksi senjata’ dengan Rusia dan bahwa kami tidak memiliki rencana untuk melakukannya pada masa mendatang,” kata wakil direktur itu.