Korea Utara telah menembakkan sebuah rudal balistik jarak pendek ke arah laut di pesisir timur Semenanjung Korea pada Minggu, menurut pernyataan militer Korea Selatan.
Rudal tersebut, yang diluncurkan dari stasiun peluncuran Dongchang-ri di pesisir barat Korea Utara pada 11:05 pagi waktu setempat, terbang sejauh 800 kilometer ke arah timur sebelum mencapai targetnya, menurut pihak Korea Selatan.
Korea Selatan mengecam peluncuran rudal balistik yang dilakukan Korea Utara sebagai pelanggaran terang-terangan atas resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Jepang dan Amerika Serikat turut mengecam aksi Korea Utara.
“Tindakan Korea Utara mengancam perdamaian dan keamanan internasional dan tidak dapat diterima,” kata menteri negara pertahanan Jepang Toshiro Ino pada sebuah konferensi pers.
Ino menambahkan bahwa Jepang telah menyatakan protes kerasnya melalui Kedutaan Besar Korea Utara di Beijing, China.
Sementara itu, Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat menjelaskan peluncuran rudal Korea Utara tersebut tidak berdampak langsung baik kepada personel AS maupun sekutunya.
Namun, komando AS tersebut menyatakan tindakan tersebut semakin menegaskan dampak destabilisasi yang bisa ditimbulkan dari program pengembangan senjata pemusnah massal dan rudal balistik ilegal Korea Utara.
Peluncuran pada Minggu menjadi peluncuran rudal kesekian kalinya yang dilakukan Korea Utara akhir-akhir ini.
Kamis (16/3) lalu, Korea Utara telah meluncurkan apa yang diduga sebagai misil balistik antarbenua (ICBM) ke laut di antara Semenanjung Korea dan Jepang beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol berangkat ke Tokyo untuk menghadiri pembicaraan untuk menangani masalah Korea Utara.
Pyongyang menegaskan peluncuran ICBM pada Kamis tersebut adalah sebagai peringatan terhadap latihan militer bersama antara AS dan Korea Selatan yang tengah berlangsung, sebagaimana dilaporkan KCNA.
Pekan lalu, militer Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai latihan militer bersama “Freedom Shield 23” yang akan berlangsung selama 11 hari.
Latihan bersama tersebut digelar dengan skala terbesarnya sejak 2017 untuk menghalau ancaman Korea Utara yang terus bertambah.