Angkatan Laut Korea Selatan, AS dan Jepang pada Senin (3/4) memulai latihan antiserangan kapal selam pertama mereka dalam enam bulan.
Militer Korea Selatan mengatakan latihan ini dimaksudkan untuk meningkatkan koordinasi mereka menghadapi ancaman rudal Korea Utara yang meningkat.
Latihan dua hari ini berlangsung sementara pengumuman Korea Utara baru-baru ini mengenai jenis hulu ledak nuklirnya mendorong kekhawatiran mengenai kemungkinan uji coba nuklirnya yang pertama sejak 2017.
Latihan maritim di perairan internasional di lepas pantai pulau Jeju di bagian selatan itu melibatkan kapal induk bertenaga nuklir USS Nimitz dan kapal-kapal perusak dari Korea Selatan, AS dan Jepang, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.
“Dalam latihan antikapal selam ini, latihan akan dilakukan dengan menggunakan target-target bawah air tak berawak yang dimiliki Angkatan Laut Korea Selatan dan AS,” kata kata juru bicara Kementerian Pertahanan, Jeon Ha-gyu.
Ia menambahkan, latihan itu diatur untuk meningkatkan kemampuan ketiga negara tersebut dalam menanggapi ancaman keamanan bawah laut yang ditimbulkan oleh rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam dan aset-aset lain Korea Utara.
Rudal Korea Utara yang diluncurkan dari kapal selam merupakan ancaman keamanan yang serius bagi AS dan sekutu-sekutunya karena lebih sulit untuk mendeteksi lebih dulu peluncuran rudal tersebut.
Dalam beberapa tahun ini, Korea Utara telah menguji coba rudal-rudal balistik canggih yang diluncurkan dari bawah air dan berupaya keras membangun kapal-kapal selam yang lebih besar, termasuk yang bertenaga nuklir.