Korea Utara Konfirmasi Uji Coba Rudal Terbaru

0
77

Korea Utara pada Selasa (18/1) mengatakan pihaknya telah melakukan uji tembak dua peluru kendali taktis sehari sebelumnya untuk memverifikasi keakuratan sistem senjata itu.

Penembakan pada Senin (17/1), yang oleh Korea Selatan disebut sebagai rudal balistik jarak pendek, menandai uji coba senjata keempat oleh Korea Utara pada Januari ini ketika negara itu mengerahkan kekuatan militernya sementara mengabaikan tawaran pembicaraan dari Amerika Serikat.

Alih-alih dikenai sanksi internasional, Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba senjata tahun ini, termasuk rudal hipersonik, ketika Kim Jong Un mengejar tujuannya untuk memperkuat kekuatan militer negara tersebut lebih lanjut.

Korea Utara, yang miskin dan kini sedang menghadapi masalah ekonomi buruk akibat pemblokiran negara itu terkait virus corona, belum memberi tanggapan atas tawaran Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan lanjutan.

Negara itu justru menggandakan uji senjata dan bertekad akan menanggapi dengan “lebih kuat dan pasti” terhadap setiap upaya untuk meredam upayanya itu.

Peluncuran tersebut dilakukan pada saat kawasan itu tengah dilanda situasi yang genting, di mana ketika satu-satunya sekutu utama Korea Utara, China, bersiap menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin pada Februari nanti; sementara Korea Selatan bersiap melangsungkan pemilu presiden pada bulan Maret.

Kantor berita Korea Utara KCNA pada Selasa (18/1) mengatakan “dua peluru kendali taktis yang diluncurkan di wilayah barat DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea.red) tepat mengenai sasaran (yang berada) di Laut Timur Korea.” “Akademi Ilmu Pertahanan mengkonfirmasi keakuratan, keamanan dan efesiensi pengoperasian sistem senjata yang sedang diproduksi,” tulis pernyataan KCNA tersebut.

Uji terbaru ini pertama kali dilaporkan oleh Kepala Staf Gabungan Militer Korea Selatan dan juga oleh Jepang.

Menanggapi hal itu, Amerika pada Senin (17/1) meminta Korea Utara untuk “menghentikan kegiatan yang melanggar hukum dan memperburuk” situasi.

Dalam pembicaraan telepon dengan pejabat Korea Selatan dan Jepang, Utusan Khusus Amerika Untuk Korea Utara Sung Kim menyampaikan “keprihatinan” tentang peluncuran rudal tersebut, dan mendesak Pyongyang untuk kembali berdialog “tanpa prasyarat,” demikian petikan pernyataan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.